Kamis, 20 Februari 2014

Pre dan main nursery kelapa sawit

LAPORAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN UTAMA
PRE NURSERY DAN MAIN NURSERY PADA KELAPA SAWIT

Disusun Oleh :
Kelompok B1-1
 Nama                NIM
 Renta R Lumbantoruan    J3T112005
 Gayus T Hutasoit         J3T112006
 Arifin Tamba          J3T112033
 Rizky Kurniawan        J3T112073
 M. Taufiq Kamil        J3T112100



TEKNOLOGI DAN MANAGEMEN PRODUKSI PERKEBUNAN
DIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013
LATAR BELAKANG
Kelapa sawit merupakan salah satu komoditi pertanian terpenting bagi Indonesia, baik dilihat dari devisa yang dihasilkan maupun bagi pemenuhan akan kebutuhan minyak nabati di dalam negeri. Sasaran utama yang harus dicapai dalam mengusahakan perkebunan kelapa sawit adalah memperoleh produksi maksimal dan kualitas minyak yang baik dengan biaya yang efisien. Untuk mencapai sasaran tersebut diperlukan standart kegiatan teknis budidaya yang baik, salah satunya adalah pembibitan kelapa sawit.
Bibit merupakan produk yang dihasilkan dari suatu proses pengadaan bahan tanaman yang dapat berpengaruh terhadap pencapaian hasil produksi pada masa yang akan datang. Perawatan bibit yang baik di pembibitan awal dan pembibitan utama melalui dosis pemupukan yang tepat merupakan salah satu uapaya untuk meencapai hasi yang optimal dalam pengembangan budidaya kelapa sawit.
Bibit kelapa sawit harus dari jenis Tenera yang merupakan persilangan Dura dan Psifera. Bibit harus memiliki pertumbuhan normal; bibit abnormal harus di afkir, secara tidak menunjukkan gejala terserang hama penyakit. Untuk memperoleh bibit yang memenuhi kriteria tersebut perlu dilakukan penanaman, pemeliharaan dan seleksi bibit secara benar.
Pemeliharaan bibit dan seleksi bibit dilakukan baik di pembibitan pendahuluan (pre nursery) dan pembibitan utama (main nursery). Pemeliharaan tersebut meliputi penyiraman rutin, pengendalian gulma di dalam polybag dan di gawangan, pengendalian hama penyakit sesuai keperluan. Seleksi dilakukan dengan membuang atau meng-afkir segera bibit yang menunjukkan gejala abnormal.



TUJUAN
Praktikum kali ini bertujuan untuk:
1.     mempraktekkan bagaimana melakukan tindakan persiapan  pembibitan yang baik dan benar.
2.    Memelihara dan menyeleksi bibit di pre nursery














TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Menurut Setyamidjaja (1998), sistematika tanaman kelapa sawit adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Palmales
Famili : Palmaceae
Genus : Elaeis
Spesies : Elaeis guineensis Jacq.
Tanaman kelapa sawit mempunyai akar tunggang pada waktu tumbuhan keluar dari biji. Selanjutnya akar tunggang tersebut mati dan diganti dengan akar-akar serabut serta terus-menerus disusun sehingga merupakan anyaman yang rapat dan tebal. Akar yang tumbuh lurus ke dalam tanah panjangnya mencapai 8 meter sedangkan yang mendatar dapat mencapai 16 meter. Biji kelapa sawit berkeping tunggal, sehingga akarnya adalah serabut. Perakarannya sangat kuat. Akar tua yang tetap kuat dan tetap utuh tidak membusuk sekalipun telah mati. Besarnya batang berdiameter 20-75 cm, dan diperkebunan umumnya 45-60 cm, bahkan pangkal batang bisa lebih besar lagi pada tanaman tua. Biasanya batang adalah tunggal (tidak bercabang) kecuali yang abnormal. Tinggi batang bisa mencapai 20 m lebih, umumnya diperkebunan 15-18 m.
Daun kelapa sawit menyirip dan pinggiran tangkai daun berduri. Setiap tahunnya daun kelapa sawit keluar sebanyak 20-24 helai. Banyaknya sirip dari
Daun-daun normal antara 80 sampai 120 lembar. Daun-daun tanaman kelapa sawit melengkung ke bawah dan jika tidak dipangkas merupakan penghalang bagi proses penyerbukan sehingga pembentukan buah kurang sempurna. Bunga kelapa sawit berumah satu. Pada satu batang terdapat bunga jantan dan bunga betina yang letaknya terpisah pada tandan bunga yang berbeda. Sering kali terdapat pula tandan bunga betina yang mendukung bunga jantan (hermaprodit). Buah sawit berukuran kecil antar 12-18 gr/butir yang duduk pada bulir. Setiap bulir terdiri dari 10-18 butir bergantung pada kesempurnaan penyerbukan. Beberapa bulir bersatu membentuk tandan. Buah sawit yang dipanen dalam bentuk tandan disebut dengan tandan buah sawit.



BAHAN DAN METODE PELAKSANAAN
A.    BAHAN DAN ALAT
1.    Cangkul
2.    Polybag ukuran 50 x 60
3.    Tanah top soil
4.    Ember
5.    Benih kelapa sawit
6.    Alat ukur

B.    METODE PELAKSANAAN
Praktikum pada Selasa, 17 September 2013 dilakukan di lahan Cikatas Institut Pertanian Bogor dimulai dari jam 09.30-selesai, praktiukm ini dilakukan secara berkelompok.
    Main Nursery
Pertama pembagian10  polybag berukuran 45x50  pada masing-masing kelompok, dilanjutkan pengisian tanah yang telah digemburkan  ke dalam polybag, setelah semua selesai terisi dengan tanah, kemudian polybag tersebut diangkut ke lahan yang sudah dibersihkan sebelumnya. Setelah polybag terangkut semua, polybag tersebut disusunan berdasarkan kelompok, pola tanam dan jarak tanam.
    Pre Nursery
Setiap kelompok diberikan 10 benih kelapa sawit yang secara acak, setelah itu tanah digemburkan agar perakaran dapat tumbuh dengan baik, kemudian para praktikan menyeleksi bibit yang abnormal untuk dipisahkan atau pun yang miring untuk diluruskan kembali. Setelah diafkir, benih kelapa sawit disusun lagi dengan baik perkelompok dan dipupuk dengan penyiraman.





HASIL DAN PEMBAHASAN
    Pre Nursery
Benih kelapa sawit : 10 benih
Penyeleksian : tidak adanya gejala abnormal pada benih kelapa sawit sehingga dapat diteruskan pembenihannya. Bibit yang diseleksi pada saat pre nursery:
a.    Bibit berputar / melintir ( twisted leaf ).
b.    Daun sempit seperti rumput ( grass leaf ).
c.    Daun bergulung ( roller leaf ).
d.    Daun berkerut ( crinkle leaf ).
e.    Daun tidak membuka ( colante ).
f.    Bibit terkena penyakit.   
g.    Daun dengan strip kuning ( Chimaera ).
h.    Tanaman kerdil ( Runt ).

    Main Nursery
Untuk 24 kelompok membuat tempat pembibitan seluas 200 meter, dan polybag disusun dengan jarak 0,9 m x 0,9 m x 0,9 m.

Hal yang penting dalam menentukan dalam pre nursery adalah pada saat proses pekecambahan, apabila kecambah yang nantinya akan digunakan untuk untuk pre nursery mengalami hambatan dan kegagalan, maka hal tersebut akan berpengaruh besar terhadap pre nursery dan main nursery, selain itu juga berpengaruh kepada kualitas dari bibit kelapa sawit. Kecambah yang ditanami adalah kecambah yang telah dapat dibedakan antara bakal daun dan bakal akar. Bakal daun (plumula) ditandai dengan bentuk yang agak menjamin dan berwarna kuning muda, sedangkan bakal akar (radikula) berbentuk agak tumpul dan berwarna lebih kuning dari bakal daun. Pada waktu penanaman harus diperhatikan posisi dan arah kecambah, plumula menghadap keatas dan radikula menghadap kebawah. Kecambah yang belum jelas bakal akar dan daunnya dikembalikan kedalam kantong plastik dan disimpan dalam kondisi lembab selama beberapa hari untuk bisa ditanam. Kesalahan-kesalahan dalam penanaman akan dapat menimbulkan kelainan pada bibit.
Seleksi bibit adalah kegiatan mengidentifikasi dan kemudian mengeliminasi ( memusnahkan ) semua bibit yang abnormal dan mempertahankan bibit yang benar-benar sehat dan bermutu baik. Oleh karena itu seleksi harus dilakukan dengan ketat, cermat dan hati-hati sehingga bibit yang dikirim untuk di tanam adalah bibit yang terbaik, serta harus dilaksanakan oleh petugas yang terlatih dan berpengalaman. Pada akhir tahap Pre Nuresery, kecambah yang normal sudah memiliki 3 sampai 4 helai daun leanceolatus, ( daun yang belum membuka ). Pada saat terbuka sempurna, daun menjadi lebih panjang kira-kira 20 – 25 cm dan lingkar batang mencapai 4 cm.
Pada umumnya perkebunan kelapa sawit menerapkan jarak tanam sama segala penjuru (equidistant plant spacing) yang umum dikenal dengan jarak tanam segitiga sama sisi (sistem mata lima). Sistem ini memberikan pemanfaatan yang lebih besar terhadap tanah untuk pengambilan unsur hara dan menyediakan ruang dan cahaya matahari bagi perkembangan pelepah daun. Sudah dibuktikan di Afrika bahwa penanaman sistem segitiga sama sisi menghasilkan lebih banyak dari pada penanaman dengan sistem kubus. Menggunakan sistem sama sisi membuat jarak antar barisan lebih pendek dari pada jarak antar tanaman. Jarak antar barisan dapat dihitung dengan rumus jarak antar tanaman x 0,866. Jarak tanam akan tergantung kepada kerapatan tanam yang diinginkan.

KESIMPULAN
Pembibitan kelapa sawit memerlukan kecermatan dan ketelitian dalam pekerjaan. Keberhasilan pembibitan tidak ditentukan oleh banyaknya jumlah bibit yang dapat ditanam di lapangan, tetapi dari kualitas yang dihasilkan. Pembibitan merupakan awal kegiatan lapangan yang harus dimulai setahun sebelum penanaman di lapangan dan merupakan faktor utama yang paling menentukan produksi per hektar tanaman. Pengelolaan bibit yang dapat menciptakan kualitas bibit yang baik akan menghasilkan pertumbuhan tanaman dan buah yang baik pula.













DAFTAR PUSTAKA
http://iniarun.wordpress.com/
http://bdpisok.blogspot.com/2008/04/contoh-laporan-lab-atp1-pengaruh-media.html
http://dodikfaperta.blogspot.com/2012/03/pembibitan-kelapa-sawit-pre-nursery.html





Tidak ada komentar:

Posting Komentar