Selasa, 22 April 2014

cerpen - Melepas Luka, Aku Siap Jomblo Sampai Nikah

Melepas Luka, Aku Siap Jomblo Sampai Nikah

Pagi tiba ! Ayam-ayam sudah mencari makan. Tukang roti telah lama berkeliling, meneteskan keringat hingga satu atau dua kali ia mengelapnya. Warung-warung siap menjajakan barang dagangannya. Aku masih mengedipkan mata sebelah kiri dan kanan bergantian.
“Ya Allah, aku telat, terkutuk lah hamba mu ini.....” baru ku sadari matahari hampir terbit. Waktu syuruk hampir tiba. Sambil bersungut aku berlari kekamar mandi, betapa bodohnya aku mau begadang menontoh bola tadi malam, padahal tugas-tugas kuliahku sudah selesai semua.  Aku malah tertarik dengan ajakan teman-teman tak bertanggung jawab ini. Apa lagi dengan tawaran jajanan malamnya. Aku memang suka mengemil, alias jajan makanan ringan yang sebenarnya sumber mala petaka. Betapa tidak gigiku sering kali sakit setelah melahap makanan super lezat itu. Terlebih lagi jika itu makanan yang mengandung coklat dan sudah dikeraskan didalam freezer. Hemmmm yumi......
“Pagi Din!” Topan menyapa ku ketika melihat aku baru selesai sholat subuh. Yap, namaku Udin bukan dari  kumpulan yang terbuang, ataupun binatang jalang ya, jaman udah berubah sob. Sedangkan si Topan ini adalah teman sekosan ku yang super rajin baik dan menyenangkan. Banyak hal positif yang dapat aku petik dari kepribadiannya. Tapi sayangnya dia tidak banyak memiliki teman. Entah kenapa aku pun tidak tau. Kupandangi wajahnya yang penuh keringat. Memang orang Jabodetabek ini rajin olah raga. Beda sama aku yang rajinnya musim-musiman, yup, aku sebenarnya dari Pekanbaru, itu-tu kota bertuah yang katanya punya marwah, berbudi luhur tinggi.
“Baru selesai joging sob ?” sambil berkemas kamar, aku mengajaknya ngobrol.
“Iya nih”
“Rame ngak tadi ?”
“Lumayan”
“Malam ini ada even seru ngak di alun-alun kota ?”
“Ngak tau sih, tapi kalau di lihat-lihat tadi aku sempat mengamati panggung setengah jadi, kayaknya baru di bangun deh tu panggung......”
“Ooh...... mungkin itu untuk acara nanti malam.”
“Emang acara apaan tu sob ?”
“Kurang tau sih....”
“Tapi acaranya ngak menyesatkan kan ?” nada nya sedikit marah.
“Iya ngak lah ......” Dia ngeloyor masuk.
Seperti hari sabtu lainnya pagi ini aku pergi ngampus bersama sohibku. Seolah pengantin baru, kami keluar kosan dengan mesra pandang-pandangan sambil tunjuk-tunjukan, seolah beratanya satu sama lain, siapa yang akan memegang kunci kosan hari ini ?
Ini sudah menjadi kebiasaan kami, sebelum berangkat ngampus tawar menawar siapa yang memegang kunci kos. Terkadang menjengkelkan saat dibutuhkan kunci kosan yang cuman satu-satunya dan jelek ini tidak ada ditangan. Pasalnya walaupun kami satu jurusan tetapi kami beda kelas, aku di kelas A sedangkan dia dikelas B. Dikampus kami sering berangkat bereng tetapi jarang sekali mendapati belajar dikelas yang sama. Setelah berpandangan cukup lama, akhirnya aku yang menjadi pemenang hari ini. Aku tersenyum kecil seperti mendapat sebuah penghargaan besar dan kekuasaan penuh terhadap kosan kecil yang ukurannya sendiri sebenarnya tidak cukup besar. Bagaimana tidak, ukurannya hanya cukup untuk kami berdua, ditambah lagi dengan barang-barang yang cukup merepotkan karena sangking banyaknya.
“Kreek....” pintu kosan kecil, berkamar dua, tanpa dapur dan satu kamar mandi ini terbuka. Tak ada tanda-tanda kehadiran maling.
“Assalamualaikum.” Salam ku, memulai langkah masuk kosan tercinta.
“Sooop, malam ini kita harus ikut....... !” teriakan Topan dari pintu masuk kos.
“Ada apa emangnya sob ?” tanya ku heran, sambil menerka-nerka ada apa malam nanti.
“Itu ada konser amal, yang hadir, tau ngak lu ....?”
“Siapa ?” aku mendekat ke pintu, dengan nada berbisik?”
 “Itu ada grup band Wali, Gigi, Ungu dan lain-lain. Lu pasti ngak akan nyesal deh...!”
“Yang bener, harga tiketnya berapa ?” Sebenarnya ajakannya masih menggantung di hati ku. Maklumlah, aku anak kosan yang paling irit sekelas. Tapi temenku ini lebih irit lagi, bakan super duper irit.
“Murah kok, tiketnya udah ada ditangan, lu tinggal ikut aja, asalkan  membawa uang dan rela datang lebih awal .... gimana ?”
“Boleh deh, tapi serius ni berapa harga tiketnya ?”
“Udah tenang aja, ikuti aja instruksi gwe dengan baik dan bener. Lu ngak akan nyesel pokoknya. Ok.”
“Ok aku ikut, tapi berapa ni harga tiketnya ...” aku makin bungung dengan acara nanti malam. Apalagi kalau bukan sohib ku yang satu ini, suka main rahasia-rahasiaan, ditambah lagi hanya tersenyum-senyumnya yang kelaur ketika ditanya masalah harga tiket.
Kali ini aku merasakan acara yang akan kami ikuti akan ramai dikunjungi, terlebih lagi kami berangkangkat jauh lebih awal dari jadwal yang ada. Aku sendiri tak tau mengapa, yang jelas sekarang semua ku percayakan pada sohib serba tau tapi kadang-kadang sok tau juga. Dan parahnya lebih sering aku jadi korban sok taunya.
“Ayo cau !” ajaknya dengan pakaian rapi dan harum semerbak bunga kasturi.
“Ok bos. Sabar !” dikonser malam ini aku mengenakan baju koko plus celana berbahan kain yang katanya itu juga menjadi syarat mutlak agar dapat masuk. Aku sekali lagi hanya mengikuti dan pecaya. Apa boleh buat, berlaku bandelpun tak ada gunanya kali ini, aku hanya pasrah mengikuti saran ini itu, kadang tanpa pemberitahuan atau kertas pengunguman dia merubah kata-katanya. Sekali lagi aku hanya mengikut saja.
“Maaf, Mas dari perwakilan mana ?” tanya seorang dikursi registrasi panitia. Pak tua itu hanya seorang diri duduk melayani tamu-tamunya yang masuk ke alun-alun kota Bandung ini. Tak banyak memang orang yang sudah datang jika dibandingkan dengan area 1 hektar alun-alun ini. Apa beneran ini acara konser ? kenapa didalam alun-alun tersusun repi kursi-kursi kondangan ? kenapa juga semua tamu mengenakan pakaian serba muslim ? aneh memang, atau hanya perasaan ku saja yang aneh. Pemandangan aneh ini mengganggu mata sampai kefikiran ku. Selama keasyikan memandangi pemandangan tidak indah, malah mengherankan ini sohibku malah menganggunya.
“Hoi, melamun aje lu, kayak kunti merindukan anak orang, sini uang lu gopek ) !”
“Ha... ooh, iya, iya ni !” tanpa pikir panjang ku keluarkan uang pecah ribuan dari kantong ku. Setelah dipersilahkan masuk, ku pikir kami tidak akan mendapat tempat dukuk, karena murahnya harga tiket tadi. Setelah diarahkan panitia penyelenggara yang tampangnya ramah bukan main itu, ternyata kami mendapat kursi ke lima dari barsan depan, tepatnya pinggir sebelah kiri. Tak mewah memang kursi yang kami dapatkan, tapi ini sudah memenuhi syarat kelayakan kursi untuk duduk. Apalagi urutannya tak jauh-jauh amat dari panggung.
 Sambil menunggu aku sempatkan bertanya ke pada sohib ku, hal-hal yang menjadi buah pikiran ku tadi. Tapi kebanyakan dari pertanyaanku hanya dijawab dengan senyum sok manisnya. Dengan berseri-seri dia hanya mengatakan,
“Udah tenang aka lu, kan disini ada gwe, bakalan asik deh.”
Menyebalkan memang sikapnya itu. Tapi kesolehan dan kerajinannya ku akui lebih hebat dari ku. Bahkan pria yang seumuran dengan ku ini tak tanggung-tanggung puasa senin-kamis hampir tak pernah dia tinggalkan. Sedangkan aku malas-malasan berpuasa, meski aku tau manfaatnya, toh itu kan hanya sunnah.
“Assalamu’alaikum warohmatullah wabarokatuh, apakabar para hadirin yang dirahmati Allah  SWT, alhamdulillah tentunya, tapi alhamdulillah baik apa lagi ngak baik ni ?” sapa hangat  pembawa acara, menandakan acara baru saja di mulai.
“Baik.” Jawabku pelan, sambil menihat sekeliling ku. Ternyata alun-alun telah di penuhi dari mulai bapak-bapak sampai anak-anak kecil datang. Apa lagi yang mereka cari selain menonton acara konser yang katanya akan berlangsung lama nanti. Tapi di acara kali ini aku merasa malas, bagaimagaimana tidak dari semua penonton yang ada, mereka hanya mengenakan pakaian biasa. Berkali-kali aku menoleh kekanan dan kekiri, ku dapati mereka yang tidak berpakaian muslim hanya berdiri-diri saja sambil menonton. Dan antara pria dan wanita duduk terpisah, pria duduk di sebelah kanan alun-alun dan wanita sebaliknya yaitu disebelah kirinya. Tak ku sangka ternyata alun-alun telah dipenuhi pengunjung dari tukang kecang rebus di pinggi pagar, yang sebenarnya hanya ingin menjajakan dagangannya kareana disini terlihat rame, sampai pengendara motor yang tertarik melihat keramaian dari tepi jalan. Memang alun-alun ini di kelilingi jalan untuk memudahkan pengguna kendaraan bermotor lewat atau hanya sekerdar berkeliling. Dari barisan kursiku telah penuh dengan para orang tua dan kelihatan mereka semua itu orang yang penting dan berpendidikan. Aku ini apa, masuk hanya membayar gopek, sama sekali tak berharga, jadi canggung rasanya berada disini, aku jadi gelisah hingga membuat kursi besi yang lumayan nyaman itu berbunyi.
“Sttttt...... Bisa diam ngak ?” matanya mengancam ingin memulangkan ku, jika aku terus begini. Wah bahaya ini, harus diikuti, nanti aku diapa-apain lagi sama dia. Aku hanya membalasnya dengan senyumku yang cukup manis. Itu sih kata wanita-wanita dikelasku.
Acara dibuka dengan sambutan dari Wali Kota Bandung, lagi-lagi aku tak menyangka selain grub band, acara ini dihadiri juga oleh orang-orang penting. Mungkin ini yang menyebabkan kursi-kursi mewah diletakkan didepan tenda, dan alun-alun dipagar, walau hanya dengan tali rafia, ini untuk menandakan membatasi antara luar dan dalam alun-alun. Tak kusangka acaranya makin membuatku bingung. Ini acara resmi atau acara tak resmi, kenapa harus menghadirkan Bapak Walikota segala ? acara apa ini sebenarnya ? pertanyaan yang sebenarnya tak perlu itu terus-terusan begelantungan dibenakku.
“Baiklah, selanjutnya siapa lagi yang akan kita hadirkan kang ?”
“Hmmm... mungkin Group Band Wali, atau Gigi, atau  ...”
“Atau siapa kang !”
“Siapa lagi kalau bukan bintang tamu yang spesial... bahkan sangat spesial.... “
“Ok. Langsung saja kita pnggilkan... Waliiii Band, JODI, Jomblo Ditinggal Mati !!!”
semua tersorak mendengar dan bertepuk tangan keras mendengar percakapan duet pembawa acara yang saling sautan-sautan, seperti burung murai yang merdu suaranya itu.
Aku tak kalah kencang berteriak dan memberi tepuk tangan. Dan tanpa henti seluruh penontoh bergumam ikut bernyanyi melantunkan irama lagu dari Group Band terkenal ini.
“Demikianlah acara malam hari ini, semoga acara  ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Dan seklai lagi kami ingatkan, pada hari rabu esok akan ada pendaftaran Training Leadership muslim/muslimah yang diadakan oleh Forum Mahasiswa Muslim Bandung, acara ini di khususkan untuk remaja berumur 15-23 th dan disponsori oleh pemerintah Kota Bandung. Jangan lupa ya. Kita tunggu kehadirannya....”
Setelah kata-kata penutup itu, pengunjung membubarkan diri dari acara, kalau aku bilang ini sih acara yang sangat meriah. Tak terlalu larut memang acara ini berlangsung. Jam 10.30 malam tepat kami, aku dan Topan sampai dikosan. Setelah menegak seteguk air sebagai pelepas dahaga, kami memulai diskusi.
“Pan, aku masih ngak ngerti sama acara tadi ? kenapa alun-alun harus dipagar dan mengapa kita bisa duduk bersama-sama kalangan bapak-bapak lagi duduknya ?”
“Iya itu karena kita diundang. Undangannya ku dapat dari bapak ketua Ustad.”
“ooh, kau ikut ngak acara training Training leadership minggu depan ?”
“Iya, Insyaallah, lu ?”
“Ok, siap !” dengan semangat berapi-api ku, dan mengepalakan tangan, alias gaya lebay
peliharaan ku selama ini, ku tunjukkan semangat ku.
***
Hari yang ditunggu-tunggu telah datang. Tak sadar semangat ku kali ini semakin berapi-api lagi. Minngu ini adalah minggu yang membuat ku sangat raji, bahkan mengalahkan teman kosku ini. Karena acaranya akan dimulai sore sabtu sampai sore miggu aku sengaja mempersiapkan alat tempur, mulai dari sarung sampai body lation anti nyamuk tertata rapi di tas gunung ini. Semua telah di persiapkan dengan matang dan tertata rapi.
“Ayo berangkat” ku teriak kepada Topan.
“Sabar Din....” keluhnya, merasa telah dipojokkan teman malasnya ini.
Sesampainya dilokasi pertempuran, dengan semangat berapi-api aku langsung masuk kedalam, malakukan pendaftaran, dan secepat kilat telah berada di dalam aula mesjid raya Bandung ini. Beberapa menit kemudian, panitia datang, wajahnya yang berseri, mulai mebuka acara dan membacakan tata tertib acara.
Semangat ku yang berapi-api membuat ku mempunyai tanaga lebih, bahkan dalam acara ini aku sanggup tudur 4 jam, memang lebih sedikit dari waktu tidurku, ditambah lagi kegiatan ini sama seperti kegiatan pelatihan training lainnya. Melelahkan, itu sih kata temanku. Apapun kegiatannya aku telah siap dengan semua situasi termasuk rasa lelah yang harus dilawan. Apalagi dalam acara ini, peserta akan mendapatkan sertifikat yang didalamnya terdapat nilai bagi para peserta. Penilaiannya dilihat dari keaktifan dan kuisioner yang diberikan kepada peseta setiap malam. Apa lagi malam harinya, banyak kegiatan-kegiatan yang sangat menggugah hati ku, apapaun itu, semua ku jalankan dengan semangat berapi-api.
Malam ini diawali dengan sholat isya berjamaah, kami para peserta mendapatkan ceramah-ceramah singkat. Kata-kata indah keluar dari mulut pemateri, nada datarnya menguji semangat ku. Aku takkan kalah. Kedua mata kecil ku tertutup setengah seperti terhipnotis untuk masuk ke alam bawah sadar alias tidur. Sekuat tenaga ku tahan keinginan ini. Tak ku sangka berat sekali ternyata menahan kantuk itu. Setelah selesai materi seperti ceramah tadi, kami diungsikan kedalam ruangan sekretariat LDK mesjid, disana telah di siapkan tikar dan meja-meja kecil. Unutk apapun itu aku tak peduli, yang penting semangat membara aku bisa melewatinya.
“Asalamualaikum, teman-teman seiman, syukur kita masih diberikan nikmat sampai hari ini. ....” kata-kata pembuka dari panitia, untuk memulai kegiatan evaluasi setelah sebelumnya mengumpulkan kami duduk melingkar ditengah ruangan. Entah apa yang akan evaluasi, aku tak mengerti memang acara seperti ini.
“Baik, saudara semiman seperjuangan, kali ini kita akan membahas mengenai kegiatan tadi. Hal pertama yang akan saya sampaikan adalah kegaitan setelah sholat isya tadi. Apakah teman-teman merasakan rasa kantuk ?”
“Iya, sangat mengantuk” balas salah seorang diantara kami.
“Mengapa demikian, tentunya ini berhubungan erat denga kebutuhan jasmani. Terlebih lagi dengan nafsu yang kita miliki masing-masing. Nafsu merupakan senjata syetan untuk menyesatkan manusia, sedangkan senjata manusia adalah iman. Jika iman kita lebih lemah dari nafsu, maka yang terjadi adalah seperti tadi. Kita kalah dengan rasa ngantuk, padahal kalau dipikir-pikir kantuk tadi hanya ada saat dikegiatan dimesjid tadi. Disini saya melihat temana-teman semua segar-segar, benar kan ?” mandengar pernyataan itu kami saling pandang-pandangan antara sesama peserta seolah mengerti. Tanpa menunggu jawaban kami panitian yang katanya akan menjadi mentor atau pembimbing kami ini melanjutkan kata-katanya.
“Disamping itu, ini lah saatnya saya dan teman-teman sekalian manyadari betapa lemahnya kita selama ini, apa lagi soal wanita, benar bukan ?” kembali pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban terlontar dari mulutnya.
“Baik, sekarang mari kita rasakan dan kita evaluasi semua kegiatan keseharian kita, dari mulai akhil baligh hingga saat ini.....”
Tak ku sangka ternyata itu yang dimaksudkannya. Aku cukup kuat untuk menutupi perasaan ku, perasaan yang telah lama ku pendam dalam-dalam. Sekarang malah ditanya, nasib cinta ku mamang malang, diputusin tanpa sebab yang jelas, padalah talah ku berikan semua keinginan wanita tak bertanggung jawab itu. Malang memang nasib pria berkulit hitam manis yang ceria ini. Dengan berat hati aku jujur demi kelancaran acara ini, biarlah aku mngingat kesakitan ku ini. Ku tarik nafas berkali-kali sebelum menceritakan semuanya. Kemudian, awal mulai mata ku sudah perih, lalu berlinanganlah air mata, ku ceritakan semua kisah ku, perjalanan cinta ku selama 3 tahun di SMA, menyakitkan memang bila mengenangnya kembali. Tak hentinya wajah jelek ku ini terlihat peserta yang lain,aku tak peduli, banyak yang melihat aku lemah, tapi inilah aku memang lemah dengan kaum wanita. Bagai gajah yang terkena bisa ular, lamah, lunglai, perih, barkali-kali ku pegang dada ini dan kutarik nafas dalam. Semua terasa menghimpit, oksigen terasa sangat sedikit didalam ruangan ini. Selesai ku bercerita, air mata ku tak habis-habis mengalir, meski aku mengelapnya berkali-kali, hingga tak sadar tangan ku basah bukan karena keringat. Hanya itu masa gelap ku yang selama setahun ini ku pendam dalam. Mentor yang baik dan tampak ramah itu mendekat dan merangkul ku serta mengusap punggungku.
“Sabar ... itu adalah ujian dari Allah SWT  !” mentor ini menyemangati ku.
Selesai semua peserta mengungkapkan isi hatinya mengenai kaum misterius tapi sangat dibutuhkan itu.
“Kita memang pemimpin rumah tangga nanatinya, tapi disamping itu kita butuh penyejuk hati dan pemberi semangat. Adalah tugas wanita yang nanti akan menjadi penenang jiwa suami dan penyemangat setianya. Kita sebagai calon suami harus siap dalam menghadapi semua masalah yang ada di dalam rumah tangga kita nantinya. Banyak rumah tangga yang berantakan dikarenakan saat muda mereka hanya mencoba tanpa memperbaiki diri. Disinilah saatnya kita orang-orang beruntung yang terpilih merubah masa kelam kita, masa lalu kita, kita perbaiki saat ini.” Terang mentor ini dewasa. Setelah mengungkapkan masa lalau yang mengerikan, menurutku itu, aku dan peserta lainnya diajak bersiap untuk pergi ke dalam mesjid. Ntah mau apa kami nanti disana, kami mengikuti dengan wajah cerah setelah muram seram menceritakan masalalu. Tak satupun dari kami yang mempu menahan air matanya ketika mengenang kisah mengerikan itu.
***
“Baik disini adik-adik sekalian akan saya pandu menjalankan sunah malam yang perlu diterapkan untuk mengobati hati adik-adik sekalian.” Sambut salah seorang ustad, ternyata dia telah lama menunggu kami dari tadi.
“Sekarang adik-adik duduk berbaris, kita mulai kegiatan malam ini dengan membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an sekitar 30 menit. Ini tidak lama, hanya sebentar, adik-adik ditahan ya rasa kantuknya, jika merasa ngantuk, silahkan izin ambil wudhu kembali.” Terangnya kembali.
Aku merasa saat inilah tuhan akan menunjukkan cara mengatasi rasa sakit ini.
“Alhamdulillah, kita semua sudah membaca Al-Qur’an, kemudian mari kita lanjutkan dengan zikir bersama, untuk hal ini akan dipimpin oleh Pak Ustad sendiri, silahkan Pak Ustad.” Potong salah satu panitia. Dengan hati sedikit lega kami mengikutinya. Alhamdulillah ya Allah, hatiku merasa sedikit lebih baik.
Zikir selesai, dari tadi kami hanya mengikuti dalam hari, hikmat memang suasana malam ini. Apalagi untuk menangis sepuas-puasnya, diperbolehkan. Ini lah kesempatan ku untuk melepaskan semuanya, kejanggalan dalam hati ini. Hingga sakit hati ini, sembuh, seperti noda hitam di kain putih hilang tak bersisa lagi. Harapan ku malam ini.
Setelah zikir, kami semua di ajak merenung, ini seperti renungan umumnya, suasana sunyi, pencahayaan kurang, nada-nada haru dari mulut sang ustad, suara tangis yang pecah dari peserta. Dan aku juga menikmatinya. Mungkin inilah jalanku. Belum kering air mata ku, lampu langsung dinyalakan tanpa permisi, mata ku sedikit berkunang-kunang dibuatnya, kemudian muncul secarik kertas dari arah belakang.
“Silahkan dibaca, kemudian dihafal. Itu adalah bacaan dan tata cara sholat-sholat sunah yaitu sholat tasbih, tahajud serta witir dan sholat-sholat sunah lainnya. Saran saya kerjakan semampunya dahulu. Dimalam berikutnya kemudian baru ditambahkan dengan sholat sunah yang lain. Nah, jika kalian ingin sholat tahajut, nanti setelah sholat tasbih, kita tidur sebentar. Nanti saya yang akan bangunkan. Baik sekarang mari kita pelajari dahulu tata caranya.” Sang ustad memandu dengan lembut. Sepertinya ia akan mengajari sampai seluruh peserta mengerti dan bisa melakukannya sendiri-sendiri.
Inilah saatnya aku mengadu kepada Tuhanku, Allah SWT, Maha Pemurah, Maha Pengampun pastinya. Ku yakin malam ini segala dosa-dosa ku diampuni. Bergetar rasa hati ini, mengingat Tuhan, meminta ampunannya, seperti hal yang tidak mungkin mengingat betapa banyaknya dosa yang ku buat. Tapi ku tak gentar. Rakaat pertama, seluruh tangan dan kaki ku bergetar, mulutku juga ikut-ikutan, ini bukan getaran yang biasa, seluruh anggota tubuh ku seolah juga mengikutiku memohon ampun dengan sangat. Perutku terasa tidak nyaman, tapi pernafasanku normal-normal saja. Sekali lagi mata ini tak mampu menahan air mutiara, mengiringi sholat ku. Aku benar-benar merasakan kekuatan yang Maha Sempurna sedang ku hadapi, kekuatan itu seolah bertanya kepada ku, apakah benar kamu mau bertobat dengan sungguh-sungguh ? Ku nikmati setiap gerakan sholat ini.
Selesai sholat tanpa di komando aku tertidur disebelah sejadah ku.
“Dik, bangun, ini sudah sepertiga malam, mari kita sholat sunah berikutnya.” Perintah mentor ku. Merasa tak ingin berlama-lama terkulai dalam mimpi, aku bangkit, mengambil wudhu, kemudian melanjutkan proses tobat ku. Kali ini aku merenung, dari dengan diriku sendiri, bertanya dalam hati kepada tangan, kaki, mata, mulut, seluruh panca indra, sudahkah di gunakan denganbaik. Mengingat dosa-dosan yang selama ini ku lakukan, dari dosa-dosa kecil sampai dosa besar, apa lagi soal wanita. Kenapa aku ini sangat lemah terhadap mereka ? ataukah aku memang lamah, tidak aku hanya perlu ampunan dan memperbaiki diri. Dengan begitu wanita idaman ku, wanita setia itu akan datang tanpa ku cari dengan cara yang salah, pacaran. Memang itu salah, bahkan salah besar. Tangan ku bergetar mengenangnya, dosa-dosaku, mulutku terasa gatal dan panas, seolah itu hukuman buat ku, sekali lagi, aku menangis, Ampun Ya Allah....
***
“Hei, bangun Din....” Guncangan Topan, sahabatku yang tidur disebelahku ini membangunkan dengan pelan.
“Iya, iya” aku bergumam, menerti ajakannya. Sholat subuh ini kunikmati. Kali ini aku tak telat menjalankan sholat yang luar biasa ini.
Acara hari ini akan dimulai dari jam 7 nanti pagi, setelah sarapan pagi. Sebelumnya aku terus berfikir tentang apa yang kurasakan tadi malam, itu semua seolah mimpi, terasa nyata, melegakan perasaan hati ini. Bahakan badanku terasa lebih ringan. Malam tadi seperti aku diberi hadiah ruh dan jiwa yang bersih. Apa lagi ketika zikir ku yang terakhir, aku merasa damai dan tenang didalam hati ini. Aku merasa jiwa ku kembali suci bersih dan.... huh leganya, terasa plong.
Tak salah lagi jika kegiatan ini diikuti dengan aktif dari pesertanya. Terlebih lagi aku, dengan perasaan suciku, semua materi dengan mudahnya ku terima.
***
“Demikianlah acara kita akhiri, sebelum acara penutupan izinkan saja mengucapkan terimakasi yang sebesar-besarnya kepada semua peserta yang telah memenuhi undangan kami.” Salam penutup ketua panitia saat materi terakhir kami di ruangan aula.
“Apapun yang kalian lakukan setelah ini, kami berharap kalian mampu mengamalkan semua ilmu yang telah teman-teman dapatkan disini, terlebih lagi nanti diorganisasi masing-masing. Kami ingin teman-teman mampu mengajak orang disekitar teman-teman agar mau mengikuti sikap teman-teman yang baik-baik saja tentunya. Dan tak lupa pula saya haturkan banyak-banyak terimakasi, karena peserta dalam acara ini adalah peserta pilihan dari rekomendasi dari ustad-ustad Kota Bandung dan merupakan acara sambungan dari konser amal minggu lalu. Tiket masuk itu lah yang kami gunakan untuk dana acara ini. Sekali lagi terimakasi.” Sambung panitia lainnya.
“Dan saya sebagai mentor kalain, ingin menyampaikan, ini adalah awal yang baru, jadilah pribadi yang baru, ikutilah Rasulullah sebagai teladan mu, Rasul tidak pernah pacaran, dia jomblo, dan dia bahkan lebih baik memikirkan masalah umat, orang-orang disekitarnya pada saat itu dari pada memikirkan wanita, dan teman-teman terimakasi telah berpartisipasi dalam acara ini, kalian aktif sekali, saya suka gaya kalian, pertahankan.” Kata-kata mentor kmai menutup materi sore ini.
Hatiku sedikit tidak rela, aku masih ingin berlama-lama disini, berkumpul dengan orang-orang luar bisa. Kini tibalah saat penutupan. Diakhir penutupan diumumkan peserta dengan motifasi tertinggi dalam mengikuti acara ini. Aku tak terdulu, tapi dalam hati ingin juga sekali-kali meraih penghargaan.
“Sebelum kita tutup ni, ada sedikit pengunguman peserta harapan, apa itu peserta harapan ? peserta ini adalah peserta yang memiliki motivasi tinggi dalam mengikuti kegiatan ini dan kami memandang dia memiliki perubahan sikap antara sebelum dengan sesudah mengikuti pelatihan ini. Dan peserta itu adalah.... hm.. Muhammad Udin.”
Aku terkejut, ternyata namaku yang dipanggil bukan si Topan. Aku maju dengan ragu-ragu. Senang, malu, bangga, semua rasa itu bersatu. Tak ku kira, hadiah yang ku dapat ternyata lebih indah dibandingkan hanya memikirkan wanita yang tak jelas bentuk dan rupanya kini itu. Terlintaslah dibenakku satu keinginan seumur hidup. “Aku tidak akan pacaran lagi sebelum menikah, wanita itu halal untukku, aku akan menjadi seorang pelopor Jomblo Sampai Nikah.” Gumamku dalam hati sambil menggenggam tangan erat-erat.
Setelah dipersilahkan maju aku maju, menunjukkan wajah berseri-seri bahagia, tak perlu kata-kata untuk menunjukkannya, cukup dengan wajah ini yang mengatakan hari ini memang indah.
“Dimohon dari peserta harapan menyampaikan harapannya dan apa yang akan dilakukan setelah acara ini berkahir.” Pinta seorang panitia kepada ku.
“Hm... harapan ku adalah semua penyelenggara acara dan yang mengikuti selalu sehat serta kita semua dapat memetik hal positif dari kegiatan ini, dan setelah acara ini aku akan menjadi pelopor muslim jomblo sebelum nikah. Mohon do’a dan dukungannya semuanya. Terimakasi.” Balasku menjawab tanpa kata-kata ragu. Seluruh peserta tepuk tangan seolah mendukung cita-cita mulia ku ini.
Acara penutup selesai, semua barang yang telah kami, aku dan Topan, siapkan dari dari pagi siap dibawa pulang. Ini adalah langkah pertama ku. Aku merasa siap menngemban amanah ini.
“Lu serius sob dengan kata-kata lu tadi ?” tanya sohib ku ini memastikan.
“Iya aku serius.” Aku mulai melangkah meniggalkan lokasi acara, ini akan menarik, aku tak akan menyerah lagi dengan yang namanya wanita, lihat saja Tuhan, kepalan tangan ku makin keras menggambarkan semangatku yang berapi-api, aku kali ini siap mengemban amanah mu menjadi Pelopor Muslim Jomblo Sampai Nikah.

-sekian-





by Arif Sucipto

Sabtu, 22 Februari 2014

Pemeliharaan TM Kelapa

PEMELIHARAAN TBM
KELAPA

Rekan kerja        : Rahmah Budhi N.H         J3T212131
  Siti MayaAdriariny        J3T112018
  Suci    Ramadanti            J3T112060
  Pambudi Adhe.P            J3T412108
  Petrus                 J3T412112
  Leonardo T             J3T412119

Kelompok         : 2 B/ P2





Pro


Budidaya Tanaman Perkebunan Utama

Teknologi Manajemen Produksi Perkebunan
Direktorat Program Diploma
Institut Pertanian Bogor
2013

BAB I
PENDAHULUAN
1.1    LatarBelakang
             Karet merupakan salah satu komoditi perkebunan yang menduduki posisi cukup penting sebagai sumber devisa negara  non migas sehingga memiliki prospek yang cerah . Oleh sebab itu upaya peningkatan produktifitas dilakukan dalam bidang teknik budidaya. Perbanyakan karet (Hevea brasiliensis) ada dua macam yaitu melalui generatif  (perbanyakan dengan benih) dan secara vegetatif ( dengan teknik okulasi).
              Sedangkan kelemahannnya ketidaknormalan tanaman karena tidak serasi antara batang atas dengan batang bawah, dan jika salah satu syarat dalam okulasi tidak terpenuhi maka kemungkinan gagal atau mata entres tidak tumbuh besar.
              Bibit okulasi dari dua klon yang berbeda antara batang atas (entres) dan batang bawah dengan sifat unggul yang berbeda juga. Okulasi bertujuan untuk menghasilkan tanaman dari sifat unggul klonnya yaitu produktifitas tinggi dengan umur ekonomis yang panjang.
1.2 Tujuan
Kegiatan praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat menentukan batang bawah dan batang atas siap okulasi , melaksanakan pekerjaan okulasi dan menentukan jumlah tenaga kerja serta waktunya untuk okulasi.











BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
    Tanaman karet (Hevea brasiliensis) mulai dikenal di indonesia sejak zaman penjajahan belanda. Awalnya , tanaman karet ditanam di Kebun Raya Bogor sebagai tanaman koleksi. Selanjutnya dikembangkan sebagai tanaman perkebunan yang tersebar dibeberapa daerah diindonesia.
Secara sistematis klasifikasi tanaman kelapa sebagai berikut:
Divisi               : Spermatophyta
Sub divisi        : Angisospermae
Kelas               : Dicotyledonae
Ordo                : Euphorbiales
Famili              : Euphorbiaceae
Genus              : Hevea
Spesies            : Hevea brasiliensis
(Suwarto, 2012)
    Tanaman karet adalah tanaman tahunan yang dapat tumbuh sampai umur 30 tahun. Habitus tanaman ini merupakan pohon dengan tinggi tanaman dapat mencapai 15 – 20 meter. Modal utama dalam pengusahaan tanaman ini adalah batang setinggi 2,5 sampai 3 meter dimana terdapat pembuluh latek. Oleh karena itu fokus pengelolaan tanaman karet ini adalah bagaimana mengelola batang tanaman ini seefisien mungkin. Deskripsi untuk pengenalan tumbuhan karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.).
Tanaman karet memiliki sifat gugur daun sebagai respon tanaman terhadap kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan (kekurangan air/kemarau). Pada saat ini sebaiknya penggunaan stimulan dihindarkan. Daun ini akan tumbuh kembali pada awal musim hujan.
Tanaman karet juga memiliki sistem perakaran yang ekstensif/menyebar cukup luas sehingga tanaman karet dapat tumbuh pada kondisi lahan yang kurang menguntungkan. Akar ini juga digunakan untuk menyeleksi klon-klon yang dapat digunakan sebagai batang bawah pada perbanyakan tanaman karet.


Tanaman karet memiliki masa belum menghasilkan selama lima tahun (masaTBM 5 tahun) dan sudah mulai dapat disadap pada awal tahun ke enam. Secara ekonomis tanaman karet dapat disadap selama 15 sampai 20 tahun.
Pelaksanaan kegiatan pembangunan kebun karet mengacu pada teknik budidaya karet dengan tahapan sebagai berikut :
A. Persyaratan Tumbuh
Budidaya tanaman karet memerlukan persyaratan tumbuh sebagai berikut :
Iklim
- Tinggi tempat 0 sampai 200 m dpl. Pada dasarnya tanaman karet tumbuh     optimal pada dataran rendah dengan ketinggian 200 m dari permukaan     laut. Ketinggian > 600 m dari permukaan laut tidak cocok untuk tumbuh tanaman karet.
- Suhu optimal diperlukan berkisar antara 250C sampai 350C.
- Curah hujan 1.500 sampai 3.000 mm/th. ada beberapa artikel yang menyatakan bahwa curah hujan optimal 2.500 mm     s/d 4.000 mm/tahun dengan hari hujan berkisar antara 100 sd. 150 HH/tahun. Namun demikian, jika sering hujan     pada pagi hari, produksi akan berkurang.
- Bulan kering kurang dari 3 bulan.
- Kecepatan angin maksimum kurang atau sama dengan 30 km/jam.
Daerah yang cocok untuk tanaman karet adalah pada zone antara 150 LS dan 150 LU. Diluar itu pertumbuhan tanaman karet agak terhambat sehingga memulai produksinya juga terlambat.
Tanah
Lahan kering untuk pertumbuhan tanaman karet pada umumnya lebih mempersyaratkan sifat fisik tanah dibandingkan dengan sifat kimianya. Hal ini disebabkan perlakuan kimia tanah agar sesuai dengan syarat tumbuh tanaman karet dapat dilaksanakan dengan lebih mudah dibandingkan dengan perbaikan sifat fisiknya. Berbagai jenis tanah dapat sesuai dengan syarat tumbuh tanaman karet baik tanah vulkanis muda dan tua, bahkan pada tanah gambut < 2 m. Tanah vulkanis mempunyai sifat fisika yang cukup baik terutama struktur, tekstur, sulum, kedalaman air tanah, aerasi dan drainasenya, tetapi sifat kimianya secara umum kurang baik karena kandungan haranya rendah. Tanah alluvial biasanya cukup subur, tetapi sifat fisikanya terutama drainase dan aerasenya kurang baik. Reaksi tanah berkisar antara pH 3,0 - pH 8,0 tetapi tidak sesuai pada pH < 3,0 dan > pH 8,0.
 Sifat-sifat tanah yang cocok untuk tanaman karet pada umumnya antara lain :
- Sulum tanah sampai 100 cm, tidak terdapat batu-batuan dan lapisan cadas
- Aerase dan drainase cukup
- Tekstur tanah remah, poreus dan dapat menahan air
- Struktur terdiri dari 35% liat dan 30% pasir
- Tanah bergambut tidak lebih dari 20 cm
- Kandungan hara NPK cukup dan tidak kekurangan unsur hara mikro
- Reaksi tanah dengan pH 4,5 - pH 6,5
- Kemiringan tanah < 16% dan
- Permukaan air tanah < 100 cm.
- Kemiringan tanah kurang dari 10%.
- Jeluk efektif lebih dari 100 cm.
- Tekstur tanah terdiri lempung berpasir dan liat berpasir.
- Batuan di permukaan maupun di dalam tanah maksimal 15%.
- pH tanah berkisar antara 4,3 – 5,0.
- Drainase tanah sedang.
Klon-klon Karet Rekomendasi
            Harga karet alam yang membaik saat ini harus dijadikan momentum yang mampu mendorong percepatan pembenahan dan peremajaan karet yang kurang produktif dengan menggunakan klon-klon unggul dan perbaikan teknologi budidaya lainnya. Pemerintah telah menetapkan sasaran pengembangan produksi karet alam Indonesia sebesar 3 - 4 juta ton/tahun pada tahun 2025. Sasaran produksi tersebut hanya dapat dicapai apabila minimal 85% areal kebun karet (rakyat) yang saat ini kurang produktif berhasil diremajakan dengan menggunakan klon karet unggul. Kegiatan pemuliaan karet di Indonesia telah banyak menghasilkan klon- klon karet unggul sebagai penghasil lateks dan penghasil kayu. Pada Lokakarya Nasional Pemuliaan Tanaman Karet 2005, telah direkomendasikan klon-klon unggul baru generasi-4 untuk periode tahun 2006 – 2010, yaitu klon: IRR 5, IRR 32, IRR 39, IRR 42, IRR 104, IRR 112, dan IRR 118. Klon IRR 42 dan IRR 112 akan diajukan pelepasannya sedangkan klon IRR lainnya sudah dilepas secara resmi. Klon-klon tersebut menunjukkan produktivitas dan kinerja yang baik pada berbagai lokasi, tetapi memiliki variasi karakter agronomi dan sifat-sifat sekunder lainnya. Oleh karena itu pengguna harus memilih dengan cermat klon-klon yang sesuai agroekologi wilayah pengembangan dan jenis-jenis produk karet yang akan dihasilkan.
Klon-klon lama yang sudah dilepas yaitu GT 1, AVROS 2037, PR 255, PR 261, PR 300, PR 303, RRIM 600, RRIM 712, BPM 1, BPM 24, BPM 107, BPM 109, PB 260, RRIC 100 masih memungkinkan untuk dikembangkan, tetapi harus dilakukan secara hati-hati baik dalam penempatan lokasi maupun sistem pengelolaannya. Klon GT 1 dan RRIM 600 di berbagai lokasi dilaporkan mengalami gangguan penyakit daun Colletotrichum dan Corynespora. Sedangkan klon BPM 1, PR 255, PR 261 memiliki masalah dengan mutu lateks sehingga pemanfaatan lateksnya terbatas hanya cocok untuk jenis produk karet tertentu. Klon PB 260 sangat peka terhadap kekeringan alur sadap dan gangguan angin dan kemarau panjang, karena itu pengelolaanya harus dilakukan secara tepat.
Klon penghasil lateks : BPM 24, BPM 107, BPM 109, IRR 104, PB 217, PB 260
Klon penghasil lateks-kayu : BPM 1, PB 330, PB 340, RRIC 100, AVROS 2037, IRR 5, IRR 32, IRR 39, IRR 42,         112, IRR 118
Klon penghasil kayu : IRR 70, IRR 71, IRR 72, IRR 78
Klon-klon yang sudah tidak direkomendasi, bukan berarti klon tersebut tidak boleh ditanam, dengan memperhatikan         kondisi agroekosistem, sistem pengelolaan yang diterapkan dan luas areal sudah ditanami klon tersebut. (http://www.htysite.com/budidaya)



















BAB III
BAHAN DAN METODE
3.1 Tempat dan waktu
Praktikum Tanaman Perkebunan Utama dilaksanakan pada :
Hari        :  Selasa,tanggal 25 November 2013
Tempat    : Kebun percobaan CikabayanKampus IPB Dramaga.

3.2 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan meliputi :Pisau Okulasi
Bahan yang digunakan adalah  ; Plastik pembungkus
3.3 METODE
Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah pemeliharaan dan pemupukan tanaman kelapa. pemeliharaan dilakukan dengan pembersihan gulma pada bokoran tanaman kelapa dengan radius 1 m. Memotong daun yang telah kering dengan gunting stek. Pada pembersihan gulma ini menggunakan kriteria babat merah. Setelah itu, dilakukan peupukan dengan cara alur melingkar. Urea dialur dengan radius 0,5 m dari tanaman pokok, sedangkan KCL dan SP-18 dialur dengan radius 1 m dari tanaman pokok. Kemudian tutup dengan tanah agar tidak terjadi penguapan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Penyelesaian pelaksanaan pengendalian gulma di piringan memerlukan HOK : …..
Diketahui waktu kerja dari pukul10.00 – 11.00( 1 jam )
Jumlah pekerja sebanyak 6 orang
Jadi HOK = jam penyelesaian x jumlahpekerja x 1 HOK/7 jam
HOK = 1 jam x 6 orang x 1 HOK/7 jam
        = 0,85 HK
4.2 Pembahasan
Pemeliharaan TBM sangat penting karena berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman kedepannya. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pengendalian gulma pada piringan TBM 2 kelapa cukup singkat. Hal ini terjadi karena peralatan yang tersedia untuk tiap personil untuk masing-masing  kelompok sangatlah memadai.
Pengendalian gulma adalah salah satu kegiatan yang harus dilakukan secara intensif. Hal ini dilaksanakan untuk mengurangi tingkat kompetisi gulma terhadap tanaman pokok dalam pemanfaatann unsur hara, air, cahaya, dan ruang tumbuh serta memudahkan pengontrolan pekerjaan  dan juga menekan populasi hama dan penyakit.Pada kegiatan pengendalian gulma, kriteria yang umum digunakan adalah : (1) W0, areal bersih gulma dan LCC, yaitu piringan dan jalan, (2) W1, Murni LCC, pada gawangan sampai ke-2 TM, dan (3) W2, aeal hanya boleh tumbuh LCC dan rumput lunak.
Kriteria ini adalah untuk dapat mengidentifikasi serta mengetahui areal mana perlu dibersihkan dari gulma dan areal mana yang tidak perlu dibersihkan dari gulma.
Pengendalian gulma di perkebunan dapa dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya ;
•    Pengendalian  mekanis
•    Pengendalian kultur teknis,fisis , biologis , kimia dan terpadu.
Pada areal perkebunan kelapa, umumnya dengan cara mekanis dan kimia.Sebelum dilakukan pengendalian terlebih dahulu dilaksanakan identifikasi gulma. Pada praktikum kali ini pengendaaliaan dilakukan secara manual pada TBM 2. Yaitu piringan dan gawangan dengan jari – jari maksimal  1 m dari pokok. Alat yang digunakan untuk pengendalian yaitu cangkul, golok, kored dan sabit.
Terdapat beberapa jenis gulma pada areal piringan :
Imperata cylindrica (alang-alang, golongan rumput),
Pennisetum polystachyon (rumput),
Cynodon dactylon(rumput)
Borreria alata (daun lebar)
Widelia biflora, Cecabean, Cromolena odorata, Commelina difusa, Juwet jampang, Perata silindrica, Acsonopus compesus, Micania micanta
Identifikasi gulma pada tanaman kelapa  bertujuan mengetahui tindakan selanjutnya dalam melakukan tindakan pengedalian yang tepat dilaksanakan sesuai situasi yang ada. Apabila dilihat dari kriteria area yang harus bebas ataupun boleh terdapat gulma, areal piringan merupakan salah satu areal yang harus bebas dari gulma dan LCC.Namun, pada areal praktikum ini,terdapat beberapa gulma baik jenis rumput atau daun lebar. Oleh sebab itu, penegndalian harus dilakukan terhadap gulma agar penurunan produksi pada TM nanti tidak besar.
Gulma pada TBM sangan merugikan. Beberapa kerugian yaitu ; pertumbuhan tanaman kelapat muda terhambat dan mengakibatkan biaya pemeliharaan meningkat,  menyulitkan kegiatan operasional (pemupukan), ancaman bahaya kebakaran saat musim kemarau.
Piringan (circle weeding) yaitu daerah yang berada disekitar pokok kelapa sawit berbentuk lingkaran.Diameter atau jari-jari berbeda tergantung dari umur tanaman. Tujuan adanya piringan pada tanaman kelapa  yaitu untuk memudahkan pemeliharaan (pemupukan) yang termasuk dalam kegita operasional  serta mencegah adananya hama dan penyakit tanaman.Oleh sebab itu areal ini tidak boleh adanya gulma dan LCC (criteria W0) yang akan mengganggu kegiatan pemupukan dan dapat menjadi inang bagi hama dan penyakit. Sedangkan utuk areal gawangan menerapkan criteria w1 dan w2 untuk mengurangi kompetisi hara, air dan sinar matahari dengan tanaman kelapa, mempermudah control pekerjaan dari satu gawangn ke gawangan lain, serta menekan perkembangan populasi hama.

4.3 KESIMPULAN
Pemupukan tanaman kelapa diaplikasikan dengan cara menaburkan pupuk melingkar mengelilingi bongkoran tanaman kelapa. Aplikasi pupuk N sebaiknya tidak dicampur dengan pupuk P dan K agar semua pupuk dapat diserap tanaman kelapa secara maksimal.




DAFTAR PUSTAKA

Kaat, H., D. Allorerung, dan A. Ilat. 1993. Status Hara Dan Pemupukan Kelapa Rakyat Di Indonesia.

http://id.wikipedia.org/wiki/Kelapa
http://id.shvoong.com/exact-sciences/agronomy-agriculture/2097961-kandungan-pupuk-tanaman-kelapa




PEMELIHARAAN TBM
KELAPA

Rekan kerja        : Rahmah Budhi N.H         J3T212131
  Siti MayaAdriariny        J3T112018
  Suci    Ramadanti            J3T112060
  Pambudi Adhe.P            J3T412108
  Petrus                 J3T412112
  Leonardo T             J3T412119

Kelompok         : 2 B/ P2





Pro


Budidaya Tanaman Perkebunan Utama

Teknologi Manajemen Produksi Perkebunan
Direktorat Program Diploma
Institut Pertanian Bogor
2013

BAB I
PENDAHULUAN
1.1    LatarBelakang
             Karet merupakan salah satu komoditi perkebunan yang menduduki posisi cukup penting sebagai sumber devisa negara  non migas sehingga memiliki prospek yang cerah . Oleh sebab itu upaya peningkatan produktifitas dilakukan dalam bidang teknik budidaya. Perbanyakan karet (Hevea brasiliensis) ada dua macam yaitu melalui generatif  (perbanyakan dengan benih) dan secara vegetatif ( dengan teknik okulasi).
              Sedangkan kelemahannnya ketidaknormalan tanaman karena tidak serasi antara batang atas dengan batang bawah, dan jika salah satu syarat dalam okulasi tidak terpenuhi maka kemungkinan gagal atau mata entres tidak tumbuh besar.
              Bibit okulasi dari dua klon yang berbeda antara batang atas (entres) dan batang bawah dengan sifat unggul yang berbeda juga. Okulasi bertujuan untuk menghasilkan tanaman dari sifat unggul klonnya yaitu produktifitas tinggi dengan umur ekonomis yang panjang.
1.2 Tujuan
Kegiatan praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat menentukan batang bawah dan batang atas siap okulasi , melaksanakan pekerjaan okulasi dan menentukan jumlah tenaga kerja serta waktunya untuk okulasi.











BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
    Tanaman karet (Hevea brasiliensis) mulai dikenal di indonesia sejak zaman penjajahan belanda. Awalnya , tanaman karet ditanam di Kebun Raya Bogor sebagai tanaman koleksi. Selanjutnya dikembangkan sebagai tanaman perkebunan yang tersebar dibeberapa daerah diindonesia.
Secara sistematis klasifikasi tanaman kelapa sebagai berikut:
Divisi               : Spermatophyta
Sub divisi        : Angisospermae
Kelas               : Dicotyledonae
Ordo                : Euphorbiales
Famili              : Euphorbiaceae
Genus              : Hevea
Spesies            : Hevea brasiliensis
(Suwarto, 2012)
    Tanaman karet adalah tanaman tahunan yang dapat tumbuh sampai umur 30 tahun. Habitus tanaman ini merupakan pohon dengan tinggi tanaman dapat mencapai 15 – 20 meter. Modal utama dalam pengusahaan tanaman ini adalah batang setinggi 2,5 sampai 3 meter dimana terdapat pembuluh latek. Oleh karena itu fokus pengelolaan tanaman karet ini adalah bagaimana mengelola batang tanaman ini seefisien mungkin. Deskripsi untuk pengenalan tumbuhan karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.).
Tanaman karet memiliki sifat gugur daun sebagai respon tanaman terhadap kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan (kekurangan air/kemarau). Pada saat ini sebaiknya penggunaan stimulan dihindarkan. Daun ini akan tumbuh kembali pada awal musim hujan.
Tanaman karet juga memiliki sistem perakaran yang ekstensif/menyebar cukup luas sehingga tanaman karet dapat tumbuh pada kondisi lahan yang kurang menguntungkan. Akar ini juga digunakan untuk menyeleksi klon-klon yang dapat digunakan sebagai batang bawah pada perbanyakan tanaman karet.


Tanaman karet memiliki masa belum menghasilkan selama lima tahun (masaTBM 5 tahun) dan sudah mulai dapat disadap pada awal tahun ke enam. Secara ekonomis tanaman karet dapat disadap selama 15 sampai 20 tahun.
Pelaksanaan kegiatan pembangunan kebun karet mengacu pada teknik budidaya karet dengan tahapan sebagai berikut :
A. Persyaratan Tumbuh
Budidaya tanaman karet memerlukan persyaratan tumbuh sebagai berikut :
Iklim
- Tinggi tempat 0 sampai 200 m dpl. Pada dasarnya tanaman karet tumbuh     optimal pada dataran rendah dengan ketinggian 200 m dari permukaan     laut. Ketinggian > 600 m dari permukaan laut tidak cocok untuk tumbuh tanaman karet.
- Suhu optimal diperlukan berkisar antara 250C sampai 350C.
- Curah hujan 1.500 sampai 3.000 mm/th. ada beberapa artikel yang menyatakan bahwa curah hujan optimal 2.500 mm     s/d 4.000 mm/tahun dengan hari hujan berkisar antara 100 sd. 150 HH/tahun. Namun demikian, jika sering hujan     pada pagi hari, produksi akan berkurang.
- Bulan kering kurang dari 3 bulan.
- Kecepatan angin maksimum kurang atau sama dengan 30 km/jam.
Daerah yang cocok untuk tanaman karet adalah pada zone antara 150 LS dan 150 LU. Diluar itu pertumbuhan tanaman karet agak terhambat sehingga memulai produksinya juga terlambat.
Tanah
Lahan kering untuk pertumbuhan tanaman karet pada umumnya lebih mempersyaratkan sifat fisik tanah dibandingkan dengan sifat kimianya. Hal ini disebabkan perlakuan kimia tanah agar sesuai dengan syarat tumbuh tanaman karet dapat dilaksanakan dengan lebih mudah dibandingkan dengan perbaikan sifat fisiknya. Berbagai jenis tanah dapat sesuai dengan syarat tumbuh tanaman karet baik tanah vulkanis muda dan tua, bahkan pada tanah gambut < 2 m. Tanah vulkanis mempunyai sifat fisika yang cukup baik terutama struktur, tekstur, sulum, kedalaman air tanah, aerasi dan drainasenya, tetapi sifat kimianya secara umum kurang baik karena kandungan haranya rendah. Tanah alluvial biasanya cukup subur, tetapi sifat fisikanya terutama drainase dan aerasenya kurang baik. Reaksi tanah berkisar antara pH 3,0 - pH 8,0 tetapi tidak sesuai pada pH < 3,0 dan > pH 8,0.
 Sifat-sifat tanah yang cocok untuk tanaman karet pada umumnya antara lain :
- Sulum tanah sampai 100 cm, tidak terdapat batu-batuan dan lapisan cadas
- Aerase dan drainase cukup
- Tekstur tanah remah, poreus dan dapat menahan air
- Struktur terdiri dari 35% liat dan 30% pasir
- Tanah bergambut tidak lebih dari 20 cm
- Kandungan hara NPK cukup dan tidak kekurangan unsur hara mikro
- Reaksi tanah dengan pH 4,5 - pH 6,5
- Kemiringan tanah < 16% dan
- Permukaan air tanah < 100 cm.
- Kemiringan tanah kurang dari 10%.
- Jeluk efektif lebih dari 100 cm.
- Tekstur tanah terdiri lempung berpasir dan liat berpasir.
- Batuan di permukaan maupun di dalam tanah maksimal 15%.
- pH tanah berkisar antara 4,3 – 5,0.
- Drainase tanah sedang.
Klon-klon Karet Rekomendasi
            Harga karet alam yang membaik saat ini harus dijadikan momentum yang mampu mendorong percepatan pembenahan dan peremajaan karet yang kurang produktif dengan menggunakan klon-klon unggul dan perbaikan teknologi budidaya lainnya. Pemerintah telah menetapkan sasaran pengembangan produksi karet alam Indonesia sebesar 3 - 4 juta ton/tahun pada tahun 2025. Sasaran produksi tersebut hanya dapat dicapai apabila minimal 85% areal kebun karet (rakyat) yang saat ini kurang produktif berhasil diremajakan dengan menggunakan klon karet unggul. Kegiatan pemuliaan karet di Indonesia telah banyak menghasilkan klon- klon karet unggul sebagai penghasil lateks dan penghasil kayu. Pada Lokakarya Nasional Pemuliaan Tanaman Karet 2005, telah direkomendasikan klon-klon unggul baru generasi-4 untuk periode tahun 2006 – 2010, yaitu klon: IRR 5, IRR 32, IRR 39, IRR 42, IRR 104, IRR 112, dan IRR 118. Klon IRR 42 dan IRR 112 akan diajukan pelepasannya sedangkan klon IRR lainnya sudah dilepas secara resmi. Klon-klon tersebut menunjukkan produktivitas dan kinerja yang baik pada berbagai lokasi, tetapi memiliki variasi karakter agronomi dan sifat-sifat sekunder lainnya. Oleh karena itu pengguna harus memilih dengan cermat klon-klon yang sesuai agroekologi wilayah pengembangan dan jenis-jenis produk karet yang akan dihasilkan.
Klon-klon lama yang sudah dilepas yaitu GT 1, AVROS 2037, PR 255, PR 261, PR 300, PR 303, RRIM 600, RRIM 712, BPM 1, BPM 24, BPM 107, BPM 109, PB 260, RRIC 100 masih memungkinkan untuk dikembangkan, tetapi harus dilakukan secara hati-hati baik dalam penempatan lokasi maupun sistem pengelolaannya. Klon GT 1 dan RRIM 600 di berbagai lokasi dilaporkan mengalami gangguan penyakit daun Colletotrichum dan Corynespora. Sedangkan klon BPM 1, PR 255, PR 261 memiliki masalah dengan mutu lateks sehingga pemanfaatan lateksnya terbatas hanya cocok untuk jenis produk karet tertentu. Klon PB 260 sangat peka terhadap kekeringan alur sadap dan gangguan angin dan kemarau panjang, karena itu pengelolaanya harus dilakukan secara tepat.
Klon penghasil lateks : BPM 24, BPM 107, BPM 109, IRR 104, PB 217, PB 260
Klon penghasil lateks-kayu : BPM 1, PB 330, PB 340, RRIC 100, AVROS 2037, IRR 5, IRR 32, IRR 39, IRR 42,         112, IRR 118
Klon penghasil kayu : IRR 70, IRR 71, IRR 72, IRR 78
Klon-klon yang sudah tidak direkomendasi, bukan berarti klon tersebut tidak boleh ditanam, dengan memperhatikan         kondisi agroekosistem, sistem pengelolaan yang diterapkan dan luas areal sudah ditanami klon tersebut. (http://www.htysite.com/budidaya)



















BAB III
BAHAN DAN METODE
3.1 Tempat dan waktu
Praktikum Tanaman Perkebunan Utama dilaksanakan pada :
Hari        :  Selasa,tanggal 25 November 2013
Tempat    : Kebun percobaan CikabayanKampus IPB Dramaga.

3.2 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan meliputi :Pisau Okulasi
Bahan yang digunakan adalah  ; Plastik pembungkus
3.3 METODE
Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah pemeliharaan dan pemupukan tanaman kelapa. pemeliharaan dilakukan dengan pembersihan gulma pada bokoran tanaman kelapa dengan radius 1 m. Memotong daun yang telah kering dengan gunting stek. Pada pembersihan gulma ini menggunakan kriteria babat merah. Setelah itu, dilakukan peupukan dengan cara alur melingkar. Urea dialur dengan radius 0,5 m dari tanaman pokok, sedangkan KCL dan SP-18 dialur dengan radius 1 m dari tanaman pokok. Kemudian tutup dengan tanah agar tidak terjadi penguapan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Penyelesaian pelaksanaan pengendalian gulma di piringan memerlukan HOK : …..
Diketahui waktu kerja dari pukul10.00 – 11.00( 1 jam )
Jumlah pekerja sebanyak 6 orang
Jadi HOK = jam penyelesaian x jumlahpekerja x 1 HOK/7 jam
HOK = 1 jam x 6 orang x 1 HOK/7 jam
        = 0,85 HK
4.2 Pembahasan
Pemeliharaan TBM sangat penting karena berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman kedepannya. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pengendalian gulma pada piringan TBM 2 kelapa cukup singkat. Hal ini terjadi karena peralatan yang tersedia untuk tiap personil untuk masing-masing  kelompok sangatlah memadai.
Pengendalian gulma adalah salah satu kegiatan yang harus dilakukan secara intensif. Hal ini dilaksanakan untuk mengurangi tingkat kompetisi gulma terhadap tanaman pokok dalam pemanfaatann unsur hara, air, cahaya, dan ruang tumbuh serta memudahkan pengontrolan pekerjaan  dan juga menekan populasi hama dan penyakit.Pada kegiatan pengendalian gulma, kriteria yang umum digunakan adalah : (1) W0, areal bersih gulma dan LCC, yaitu piringan dan jalan, (2) W1, Murni LCC, pada gawangan sampai ke-2 TM, dan (3) W2, aeal hanya boleh tumbuh LCC dan rumput lunak.
Kriteria ini adalah untuk dapat mengidentifikasi serta mengetahui areal mana perlu dibersihkan dari gulma dan areal mana yang tidak perlu dibersihkan dari gulma.
Pengendalian gulma di perkebunan dapa dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya ;
•    Pengendalian  mekanis
•    Pengendalian kultur teknis,fisis , biologis , kimia dan terpadu.
Pada areal perkebunan kelapa, umumnya dengan cara mekanis dan kimia.Sebelum dilakukan pengendalian terlebih dahulu dilaksanakan identifikasi gulma. Pada praktikum kali ini pengendaaliaan dilakukan secara manual pada TBM 2. Yaitu piringan dan gawangan dengan jari – jari maksimal  1 m dari pokok. Alat yang digunakan untuk pengendalian yaitu cangkul, golok, kored dan sabit.
Terdapat beberapa jenis gulma pada areal piringan :
Imperata cylindrica (alang-alang, golongan rumput),
Pennisetum polystachyon (rumput),
Cynodon dactylon(rumput)
Borreria alata (daun lebar)
Widelia biflora, Cecabean, Cromolena odorata, Commelina difusa, Juwet jampang, Perata silindrica, Acsonopus compesus, Micania micanta
Identifikasi gulma pada tanaman kelapa  bertujuan mengetahui tindakan selanjutnya dalam melakukan tindakan pengedalian yang tepat dilaksanakan sesuai situasi yang ada. Apabila dilihat dari kriteria area yang harus bebas ataupun boleh terdapat gulma, areal piringan merupakan salah satu areal yang harus bebas dari gulma dan LCC.Namun, pada areal praktikum ini,terdapat beberapa gulma baik jenis rumput atau daun lebar. Oleh sebab itu, penegndalian harus dilakukan terhadap gulma agar penurunan produksi pada TM nanti tidak besar.
Gulma pada TBM sangan merugikan. Beberapa kerugian yaitu ; pertumbuhan tanaman kelapat muda terhambat dan mengakibatkan biaya pemeliharaan meningkat,  menyulitkan kegiatan operasional (pemupukan), ancaman bahaya kebakaran saat musim kemarau.
Piringan (circle weeding) yaitu daerah yang berada disekitar pokok kelapa sawit berbentuk lingkaran.Diameter atau jari-jari berbeda tergantung dari umur tanaman. Tujuan adanya piringan pada tanaman kelapa  yaitu untuk memudahkan pemeliharaan (pemupukan) yang termasuk dalam kegita operasional  serta mencegah adananya hama dan penyakit tanaman.Oleh sebab itu areal ini tidak boleh adanya gulma dan LCC (criteria W0) yang akan mengganggu kegiatan pemupukan dan dapat menjadi inang bagi hama dan penyakit. Sedangkan utuk areal gawangan menerapkan criteria w1 dan w2 untuk mengurangi kompetisi hara, air dan sinar matahari dengan tanaman kelapa, mempermudah control pekerjaan dari satu gawangn ke gawangan lain, serta menekan perkembangan populasi hama.

4.3 KESIMPULAN
Pemupukan tanaman kelapa diaplikasikan dengan cara menaburkan pupuk melingkar mengelilingi bongkoran tanaman kelapa. Aplikasi pupuk N sebaiknya tidak dicampur dengan pupuk P dan K agar semua pupuk dapat diserap tanaman kelapa secara maksimal.




DAFTAR PUSTAKA

Kaat, H., D. Allorerung, dan A. Ilat. 1993. Status Hara Dan Pemupukan Kelapa Rakyat Di Indonesia.

http://id.wikipedia.org/wiki/Kelapa
http://id.shvoong.com/exact-sciences/agronomy-agriculture/2097961-kandungan-pupuk-tanaman-kelapa




Pemeliharaan TBM Kelapa

LAPORAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN UTAMA
PEMELIHARAAN TANAMAN BELUM MENGHASILKAN KELAPA


Disusun Oleh :
Kelompok B1-1

 Nama                NIM
 Renta R Lumbantoruan    J3T112005
 Gayus T Hutasoit         J3T112006
 Arifin Tamba          J3T112033
 Rizky Kurniawan        J3T112073
 M. Taufiq Kamil        J3T112100





TEKNOLOGI DAN MANAGEMEN PRODUKSI PERKEBUNAN
DIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013

LATAR BELAKANG
Pertumbuhan dan produktifitas tanaman kelapa ditentukan oleh seluruh tahapan proses budidaya, mulai dari pemilihan bibit yang akan ditanam, penyiapan lubang tanam dan penanaman, serta pemeliharaan selama masa tanaman belum menghasilkan (TBM). Bibit yang ditanam haruslah memenuhi kriteria sebagai bibit yang baik dan dipindahkan tepat pada waktunya. Lahan dan lubang tanam dipersiapkan mengikuti ketentuan. Selama masa TBM tanaman harus diusahakan bebas dari gulma dan berkecukupan hara.
pemeliharaan tanaman bertujuan untuk mengkondisikan tanaman agar sehat, memiliki pertumbuhan yang normal dan mencapai tingkat produktivitas yang optimal. Fase pemeliharaan tanaman tahunan digolongkan menjadi pemeliharaan tanaman belum menghasilkan dan tanaman menghasilkan. Pada fase TBM, pemeliharaan kelapa diarahkan bagi pertumbuahn tanaman yang normal serta secepat mungkin memasuki fase TM. Pada fase TM, pemeliharaan kelapa diarahkan bagi pencapaian produktivitas yang optimal sesuai dengan potensi produksinya dan diusahakan agar memiliki masa umur ekonomi yang panjang. Kegiatan pemeliharaan tidak hanya dilakukan pada tanaman pokok (kelapa) melainkan juga pada areal di sekitar tanaman (gawangan).
Waktu yang sangat kritid untuk tanaman muda ialah sejak mulai ditanam sampai umur 3-4 tahun. Selama waktu itu, tanaman harus diberi perhatian sebesar-besarnya agar dapat tumbuh menjadi tanaman yang sehat, subur dan cepat berproduksi. Tanaman muda harus dihindarkan dari gangguan hewan, gulma dan tanaman liar lainnya, serangan rayap dan kemungkinan tergenang air atau lumpur.
TUJUAN
Kegiatan praktikum ini bertujuan : melakukan pengendalian gulma pada piringan pokok TBM kelapa, melakukan pemupukan TBM kelapa, dan memotong daun yang telah mati dari batang kelapa.


TINJAUAN PUSTAKA
Kelapa (Cocos nucifera) adalah satu jenis tumbuhan dari suku aren-arenan atau Arecaceae dan adalah anggota tunggal dalam marga Cocos. Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir semua bagiannya oleh manusia sehingga dianggap sebagai tumbuhan serba guna, khususnya bagi masyarakat pesisir. Kelapa juga adalah sebutan untuk buah yang dihasilkan tumbuhan ini.
Kelapa termasuk kedalam golongan Palmae sama dengan tanaman kelapa sawit, kurma, dan nipah. Secara sistematis klasifikasi tanaman kelapa sebagai berikut:
Divisi               : Spermatophyta
Sub divisi        : Angisospermae
Kelas               : Monocotyledonae
Ordo                : Spadiciflorae
Famili              : Palmae
Genus              : Cocos
Spesies            : Cocos nucifera L.
Pemeliharaan pada TM hampir sama dengan TBM, yaitu kegiatan penyiangan gulma dan pemupukan . Pemupukan yang baik mampu meningkatkan produksi hingga mencapai produktivitas yang standar sesuai dengan kelas kesesuaian lahannya. Pemupukan kelapa  bertujuan menambah unsur-unsur hara yang kurang dipasok tanah, yang diperlukan untuk pertumbuhan vegetatif yang normal dan produksi buah yang optimal. Kebutuhan hara antara Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) dan Tanaman Menghasilkan (TM) tentunya berbeda. Pemupukan pada TBM bertujuan untuk pertumbuhan vegetatif, sedangkan pada TM bertujuan untuk memproduksi buah yang optimal.

BAHAN, ALAT DAN METODE PELAKSANAAN
a.    Bahan
•    Kelapa TBM
•    Pupuk : Urea, SP-36, dan KCL
b.    Alat
•    Sabit ( 2 buah)
•    Cangkul ( 2 buah )
•    Ember ( 1 buah )
•    Gunting stek ( 1 buah)
c.    Metode Pelaksanaan
Hari Selasa, tanggal 19 Nopember 2013 di lahan Cikabayan
•    Penyiangan gulma
    Penyiangan dilakukan pada piringan dengan jari-jari satu meter pad tahun pertama, tahun kedua 1,5 meter, dan ketiga dua meter
    Caranya menggunakan sabit atau cangkul yang diayunkan ke arah dalam, memotong gulma sampai batas permukaan tanah dengan interval penyiangan empat minggu sekali pada musim hujan atau eman minggu – dua bulan sekali pada musim kemarau.
    Pada penyiangan gulma metode yang digunakan adalah Wo, yang artinya tidak ada gulma di sekitar piringan pokok

•    Sanitasi
Sanitasi pada tanaman kelapa belum menghasilkan dapat berupa pembuangan berbagai jenis kotoran, serangga, daun-daun kering ataupun pelepah yang menggantung.
•    Pemupukan TBM
Pemupukan dilakukan dengan jarak 0,5-1 meter. Pemberian urea diberikan pada jarak 0,5 meter dari pokok kelapa karena urea mudah menguap dan tercuci. Sedangkan KCl dan SP-18 diberikan pada jarak 0,75-100 cm dari pokok kelapa.
Pupuk yang digunakan :
a.    Urea : 200 g/pokok
b.    SP-18 : 200 g/pokok
c.    KCL : 300 g/pokok
d.    Kieserit 100g/pokok
Catatan:
1.    Aplikasi urea diberikan dalam bokoran dengan cara disebar merata (jangan dicampur dengan pupuk lain. Jika aplikasi pemupukan tidak segera setelah pencampuran pupuk)
2.    Aplikasi pupuk SP-36, KCl, dan kieserit diberikan bersamaan (dicampur) dan disebar merata dalam bokoran.


HASIL DAN PEMBAHASAN
a.    Pembahasan
Kegiatan praktikum yang dilakukan adalah pemeliharaan terhadap kelapa yang belum menghasilkan. Beberapa kegiatan yang dilakukan yaitu melakukan sanitasi tanaman, pengendalian gulma dan pemupukan pada 4 tanaman kelapa. Dalam pengendalian gulma, kelapa dibersihkan dari gulma dengan cara pembentukan dan pemeliharaan bokoran atau kondisi Wo. Kegiatan sanitasi dengan memotong pelepah kering yang menempel pada batang. Sanitasi bertujuan memperbaiki lingkaran tajuk kelapa, mempertahankan atau mengembalikan kesehatan tanaman tersebut, mempermudah pemeliharaan dan mengefektifkan pemanfaatan hara. Pada praktikum ini, sanitasi dilakukan dengan memotong pelepah kering yang menempel pada batang kelapa dengan menggunakan gunting stek. Pengendalian gulma dilakukan dengan membuat jari-jari 1,5 meter dari pokok tanaman.
Setelah dilakukan sanitasi tanaman dan pengendalian gulma, kegiatan berikutnya adalah pemupukan. Kegiatan pemupukan harus memperhatikan jenis pupuk, dosis pupuk, waktu memupuk, tempat, dan cara memupuk. Jenis pupuk ada dua yaitu pupuk tunggal dan majemuk. Pupuk tunggal, yaitu pupuk yang hanya mengandung satu jenis unsur hara saja, contohnya urea hanya mengandung hara nitrogen (N). Sedangkan pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu jenis unsur hara, misalnya NPK. Adapun jenis pupuk yang digunakan antara lain Urea, SP-18, dan KCl dengan dosis masing-masing 200 gram, 200 gram dan 300 gram per tanaman. Pada urea kandungan utamanya adalah Nitrogen (N) sebanyak 46%, pada SP-18 adalah P2O5 sebanyak 18% dan pada KCl kandungan utamanya adalah K sebanyak 45% dan Cl 20%. Urea diberikan secara alur pada radius 0,5 meter dari tanaman pokok, kemudian ditutup agar pupuk tidak menguap. Dalam pemberian,  pupuk urea tidak boleh dicampur dengan pupuk lain karena jika tidak langsung diaplikasikan maka pupuk akan menggumpal dan akan sulit diikat oleh tanah terutama sulit diserap oleh akar tanaman. Untuk aplikasi pupuk KCl dan SP-36 diberikan dengan cara dicampur terlebih dahulu kemudian disebar secara alur pada radius 1 meter dari tanaman pokok.
b.    Hasil
Hasil yang diperolehpada praktikum pemeliharaan TBM kelapa adalah : Hasil kerja yang dilakukan oleh kelompok B1-1 untuk pemeliharaan 4 tanaman belum menghasilkan (TBM) kelapa adalah selama 21 menit atau 0.35 jam. Perhitungan HOK : (catatan 1 HOK = 1 orang dengan 7 jam kerja) = 0.35 jam x 5 orang x (1 HOK / 7 jam) = 0.25 HOK. Populasi kelapa  dalam 1 hektar sekitar 138 tanaman. Perhitungan HOK untuk luasan 1 hektar tanaman kelapa  adalah (138 / 4) x 0.25 HOK = 8,62 HOK

KESIMPULAN
Praktikum pemeliharaan tanaman menghasilkan (TM) kelapa  yang dimulai dengan sanitasi tanaman atau pengendalian gulma hingga pemupukan membutuhkan waktu 0,35 jam dengan 5 pekerja, sehingga HOK yang didapat adalah 0,25. Pemeliharaan tanaman belum menghasilkan kelapa yang baik terutama pengendalian gulma dan pemupukan akan menghasilkan tanaman menghasilkan kelapa yang berproduktifitas tinggi.
Daftar pustaka
www.qiqiqohar.blogspot.com/2012/03/pemeliharaan-kelapa.html (Selasa, 26 Nopember 2013, 00.34 WIB)
http://ahmadfendri.blogspot.com/2011/04/pemeliharaan-tm-kelapa.html (Selasa, 26 Nopember 2013, 00.49 WIB)
http://ahmadfendri.blogspot.com/2011/04/pemeliharaan-tm-kelapa.html (Selasa, 26 Nopember 2013, 00.23 WIB)
www.amosjuliamanpurba.wordpress.com (Selasa, 26 Nopember 2013, 00.45)




LAPORAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN UTAMA
PEMELIHARAAN TANAMAN BELUM MENGHASILKAN KELAPA


Disusun Oleh :
Kelompok B1-1

 Nama                NIM
 Renta R Lumbantoruan    J3T112005
 Gayus T Hutasoit         J3T112006
 Arifin Tamba          J3T112033
 Rizky Kurniawan        J3T112073
 M. Taufiq Kamil        J3T112100





TEKNOLOGI DAN MANAGEMEN PRODUKSI PERKEBUNAN
DIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013

LATAR BELAKANG
Pertumbuhan dan produktifitas tanaman kelapa ditentukan oleh seluruh tahapan proses budidaya, mulai dari pemilihan bibit yang akan ditanam, penyiapan lubang tanam dan penanaman, serta pemeliharaan selama masa tanaman belum menghasilkan (TBM). Bibit yang ditanam haruslah memenuhi kriteria sebagai bibit yang baik dan dipindahkan tepat pada waktunya. Lahan dan lubang tanam dipersiapkan mengikuti ketentuan. Selama masa TBM tanaman harus diusahakan bebas dari gulma dan berkecukupan hara.
pemeliharaan tanaman bertujuan untuk mengkondisikan tanaman agar sehat, memiliki pertumbuhan yang normal dan mencapai tingkat produktivitas yang optimal. Fase pemeliharaan tanaman tahunan digolongkan menjadi pemeliharaan tanaman belum menghasilkan dan tanaman menghasilkan. Pada fase TBM, pemeliharaan kelapa diarahkan bagi pertumbuahn tanaman yang normal serta secepat mungkin memasuki fase TM. Pada fase TM, pemeliharaan kelapa diarahkan bagi pencapaian produktivitas yang optimal sesuai dengan potensi produksinya dan diusahakan agar memiliki masa umur ekonomi yang panjang. Kegiatan pemeliharaan tidak hanya dilakukan pada tanaman pokok (kelapa) melainkan juga pada areal di sekitar tanaman (gawangan).
Waktu yang sangat kritid untuk tanaman muda ialah sejak mulai ditanam sampai umur 3-4 tahun. Selama waktu itu, tanaman harus diberi perhatian sebesar-besarnya agar dapat tumbuh menjadi tanaman yang sehat, subur dan cepat berproduksi. Tanaman muda harus dihindarkan dari gangguan hewan, gulma dan tanaman liar lainnya, serangan rayap dan kemungkinan tergenang air atau lumpur.
TUJUAN
Kegiatan praktikum ini bertujuan : melakukan pengendalian gulma pada piringan pokok TBM kelapa, melakukan pemupukan TBM kelapa, dan memotong daun yang telah mati dari batang kelapa.


TINJAUAN PUSTAKA
Kelapa (Cocos nucifera) adalah satu jenis tumbuhan dari suku aren-arenan atau Arecaceae dan adalah anggota tunggal dalam marga Cocos. Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir semua bagiannya oleh manusia sehingga dianggap sebagai tumbuhan serba guna, khususnya bagi masyarakat pesisir. Kelapa juga adalah sebutan untuk buah yang dihasilkan tumbuhan ini.
Kelapa termasuk kedalam golongan Palmae sama dengan tanaman kelapa sawit, kurma, dan nipah. Secara sistematis klasifikasi tanaman kelapa sebagai berikut:
Divisi               : Spermatophyta
Sub divisi        : Angisospermae
Kelas               : Monocotyledonae
Ordo                : Spadiciflorae
Famili              : Palmae
Genus              : Cocos
Spesies            : Cocos nucifera L.
Pemeliharaan pada TM hampir sama dengan TBM, yaitu kegiatan penyiangan gulma dan pemupukan . Pemupukan yang baik mampu meningkatkan produksi hingga mencapai produktivitas yang standar sesuai dengan kelas kesesuaian lahannya. Pemupukan kelapa  bertujuan menambah unsur-unsur hara yang kurang dipasok tanah, yang diperlukan untuk pertumbuhan vegetatif yang normal dan produksi buah yang optimal. Kebutuhan hara antara Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) dan Tanaman Menghasilkan (TM) tentunya berbeda. Pemupukan pada TBM bertujuan untuk pertumbuhan vegetatif, sedangkan pada TM bertujuan untuk memproduksi buah yang optimal.

BAHAN, ALAT DAN METODE PELAKSANAAN
a.    Bahan
•    Kelapa TBM
•    Pupuk : Urea, SP-36, dan KCL
b.    Alat
•    Sabit ( 2 buah)
•    Cangkul ( 2 buah )
•    Ember ( 1 buah )
•    Gunting stek ( 1 buah)
c.    Metode Pelaksanaan
Hari Selasa, tanggal 19 Nopember 2013 di lahan Cikabayan
•    Penyiangan gulma
    Penyiangan dilakukan pada piringan dengan jari-jari satu meter pad tahun pertama, tahun kedua 1,5 meter, dan ketiga dua meter
    Caranya menggunakan sabit atau cangkul yang diayunkan ke arah dalam, memotong gulma sampai batas permukaan tanah dengan interval penyiangan empat minggu sekali pada musim hujan atau eman minggu – dua bulan sekali pada musim kemarau.
    Pada penyiangan gulma metode yang digunakan adalah Wo, yang artinya tidak ada gulma di sekitar piringan pokok

•    Sanitasi
Sanitasi pada tanaman kelapa belum menghasilkan dapat berupa pembuangan berbagai jenis kotoran, serangga, daun-daun kering ataupun pelepah yang menggantung.
•    Pemupukan TBM
Pemupukan dilakukan dengan jarak 0,5-1 meter. Pemberian urea diberikan pada jarak 0,5 meter dari pokok kelapa karena urea mudah menguap dan tercuci. Sedangkan KCl dan SP-18 diberikan pada jarak 0,75-100 cm dari pokok kelapa.
Pupuk yang digunakan :
a.    Urea : 200 g/pokok
b.    SP-18 : 200 g/pokok
c.    KCL : 300 g/pokok
d.    Kieserit 100g/pokok
Catatan:
1.    Aplikasi urea diberikan dalam bokoran dengan cara disebar merata (jangan dicampur dengan pupuk lain. Jika aplikasi pemupukan tidak segera setelah pencampuran pupuk)
2.    Aplikasi pupuk SP-36, KCl, dan kieserit diberikan bersamaan (dicampur) dan disebar merata dalam bokoran.


HASIL DAN PEMBAHASAN
a.    Pembahasan
Kegiatan praktikum yang dilakukan adalah pemeliharaan terhadap kelapa yang belum menghasilkan. Beberapa kegiatan yang dilakukan yaitu melakukan sanitasi tanaman, pengendalian gulma dan pemupukan pada 4 tanaman kelapa. Dalam pengendalian gulma, kelapa dibersihkan dari gulma dengan cara pembentukan dan pemeliharaan bokoran atau kondisi Wo. Kegiatan sanitasi dengan memotong pelepah kering yang menempel pada batang. Sanitasi bertujuan memperbaiki lingkaran tajuk kelapa, mempertahankan atau mengembalikan kesehatan tanaman tersebut, mempermudah pemeliharaan dan mengefektifkan pemanfaatan hara. Pada praktikum ini, sanitasi dilakukan dengan memotong pelepah kering yang menempel pada batang kelapa dengan menggunakan gunting stek. Pengendalian gulma dilakukan dengan membuat jari-jari 1,5 meter dari pokok tanaman.
Setelah dilakukan sanitasi tanaman dan pengendalian gulma, kegiatan berikutnya adalah pemupukan. Kegiatan pemupukan harus memperhatikan jenis pupuk, dosis pupuk, waktu memupuk, tempat, dan cara memupuk. Jenis pupuk ada dua yaitu pupuk tunggal dan majemuk. Pupuk tunggal, yaitu pupuk yang hanya mengandung satu jenis unsur hara saja, contohnya urea hanya mengandung hara nitrogen (N). Sedangkan pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu jenis unsur hara, misalnya NPK. Adapun jenis pupuk yang digunakan antara lain Urea, SP-18, dan KCl dengan dosis masing-masing 200 gram, 200 gram dan 300 gram per tanaman. Pada urea kandungan utamanya adalah Nitrogen (N) sebanyak 46%, pada SP-18 adalah P2O5 sebanyak 18% dan pada KCl kandungan utamanya adalah K sebanyak 45% dan Cl 20%. Urea diberikan secara alur pada radius 0,5 meter dari tanaman pokok, kemudian ditutup agar pupuk tidak menguap. Dalam pemberian,  pupuk urea tidak boleh dicampur dengan pupuk lain karena jika tidak langsung diaplikasikan maka pupuk akan menggumpal dan akan sulit diikat oleh tanah terutama sulit diserap oleh akar tanaman. Untuk aplikasi pupuk KCl dan SP-36 diberikan dengan cara dicampur terlebih dahulu kemudian disebar secara alur pada radius 1 meter dari tanaman pokok.
b.    Hasil
Hasil yang diperolehpada praktikum pemeliharaan TBM kelapa adalah : Hasil kerja yang dilakukan oleh kelompok B1-1 untuk pemeliharaan 4 tanaman belum menghasilkan (TBM) kelapa adalah selama 21 menit atau 0.35 jam. Perhitungan HOK : (catatan 1 HOK = 1 orang dengan 7 jam kerja) = 0.35 jam x 5 orang x (1 HOK / 7 jam) = 0.25 HOK. Populasi kelapa  dalam 1 hektar sekitar 138 tanaman. Perhitungan HOK untuk luasan 1 hektar tanaman kelapa  adalah (138 / 4) x 0.25 HOK = 8,62 HOK

KESIMPULAN
Praktikum pemeliharaan tanaman menghasilkan (TM) kelapa  yang dimulai dengan sanitasi tanaman atau pengendalian gulma hingga pemupukan membutuhkan waktu 0,35 jam dengan 5 pekerja, sehingga HOK yang didapat adalah 0,25. Pemeliharaan tanaman belum menghasilkan kelapa yang baik terutama pengendalian gulma dan pemupukan akan menghasilkan tanaman menghasilkan kelapa yang berproduktifitas tinggi.
Daftar pustaka
www.qiqiqohar.blogspot.com/2012/03/pemeliharaan-kelapa.html (Selasa, 26 Nopember 2013, 00.34 WIB)
http://ahmadfendri.blogspot.com/2011/04/pemeliharaan-tm-kelapa.html (Selasa, 26 Nopember 2013, 00.49 WIB)
http://ahmadfendri.blogspot.com/2011/04/pemeliharaan-tm-kelapa.html (Selasa, 26 Nopember 2013, 00.23 WIB)
www.amosjuliamanpurba.wordpress.com (Selasa, 26 Nopember 2013, 00.45)




Kamis, 20 Februari 2014

Pre dan main nursery kelapa sawit

LAPORAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN UTAMA
PRE NURSERY DAN MAIN NURSERY PADA KELAPA SAWIT

Disusun Oleh :
Kelompok B1-1
 Nama                NIM
 Renta R Lumbantoruan    J3T112005
 Gayus T Hutasoit         J3T112006
 Arifin Tamba          J3T112033
 Rizky Kurniawan        J3T112073
 M. Taufiq Kamil        J3T112100



TEKNOLOGI DAN MANAGEMEN PRODUKSI PERKEBUNAN
DIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013
LATAR BELAKANG
Kelapa sawit merupakan salah satu komoditi pertanian terpenting bagi Indonesia, baik dilihat dari devisa yang dihasilkan maupun bagi pemenuhan akan kebutuhan minyak nabati di dalam negeri. Sasaran utama yang harus dicapai dalam mengusahakan perkebunan kelapa sawit adalah memperoleh produksi maksimal dan kualitas minyak yang baik dengan biaya yang efisien. Untuk mencapai sasaran tersebut diperlukan standart kegiatan teknis budidaya yang baik, salah satunya adalah pembibitan kelapa sawit.
Bibit merupakan produk yang dihasilkan dari suatu proses pengadaan bahan tanaman yang dapat berpengaruh terhadap pencapaian hasil produksi pada masa yang akan datang. Perawatan bibit yang baik di pembibitan awal dan pembibitan utama melalui dosis pemupukan yang tepat merupakan salah satu uapaya untuk meencapai hasi yang optimal dalam pengembangan budidaya kelapa sawit.
Bibit kelapa sawit harus dari jenis Tenera yang merupakan persilangan Dura dan Psifera. Bibit harus memiliki pertumbuhan normal; bibit abnormal harus di afkir, secara tidak menunjukkan gejala terserang hama penyakit. Untuk memperoleh bibit yang memenuhi kriteria tersebut perlu dilakukan penanaman, pemeliharaan dan seleksi bibit secara benar.
Pemeliharaan bibit dan seleksi bibit dilakukan baik di pembibitan pendahuluan (pre nursery) dan pembibitan utama (main nursery). Pemeliharaan tersebut meliputi penyiraman rutin, pengendalian gulma di dalam polybag dan di gawangan, pengendalian hama penyakit sesuai keperluan. Seleksi dilakukan dengan membuang atau meng-afkir segera bibit yang menunjukkan gejala abnormal.



TUJUAN
Praktikum kali ini bertujuan untuk:
1.     mempraktekkan bagaimana melakukan tindakan persiapan  pembibitan yang baik dan benar.
2.    Memelihara dan menyeleksi bibit di pre nursery














TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Menurut Setyamidjaja (1998), sistematika tanaman kelapa sawit adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Palmales
Famili : Palmaceae
Genus : Elaeis
Spesies : Elaeis guineensis Jacq.
Tanaman kelapa sawit mempunyai akar tunggang pada waktu tumbuhan keluar dari biji. Selanjutnya akar tunggang tersebut mati dan diganti dengan akar-akar serabut serta terus-menerus disusun sehingga merupakan anyaman yang rapat dan tebal. Akar yang tumbuh lurus ke dalam tanah panjangnya mencapai 8 meter sedangkan yang mendatar dapat mencapai 16 meter. Biji kelapa sawit berkeping tunggal, sehingga akarnya adalah serabut. Perakarannya sangat kuat. Akar tua yang tetap kuat dan tetap utuh tidak membusuk sekalipun telah mati. Besarnya batang berdiameter 20-75 cm, dan diperkebunan umumnya 45-60 cm, bahkan pangkal batang bisa lebih besar lagi pada tanaman tua. Biasanya batang adalah tunggal (tidak bercabang) kecuali yang abnormal. Tinggi batang bisa mencapai 20 m lebih, umumnya diperkebunan 15-18 m.
Daun kelapa sawit menyirip dan pinggiran tangkai daun berduri. Setiap tahunnya daun kelapa sawit keluar sebanyak 20-24 helai. Banyaknya sirip dari
Daun-daun normal antara 80 sampai 120 lembar. Daun-daun tanaman kelapa sawit melengkung ke bawah dan jika tidak dipangkas merupakan penghalang bagi proses penyerbukan sehingga pembentukan buah kurang sempurna. Bunga kelapa sawit berumah satu. Pada satu batang terdapat bunga jantan dan bunga betina yang letaknya terpisah pada tandan bunga yang berbeda. Sering kali terdapat pula tandan bunga betina yang mendukung bunga jantan (hermaprodit). Buah sawit berukuran kecil antar 12-18 gr/butir yang duduk pada bulir. Setiap bulir terdiri dari 10-18 butir bergantung pada kesempurnaan penyerbukan. Beberapa bulir bersatu membentuk tandan. Buah sawit yang dipanen dalam bentuk tandan disebut dengan tandan buah sawit.



BAHAN DAN METODE PELAKSANAAN
A.    BAHAN DAN ALAT
1.    Cangkul
2.    Polybag ukuran 50 x 60
3.    Tanah top soil
4.    Ember
5.    Benih kelapa sawit
6.    Alat ukur

B.    METODE PELAKSANAAN
Praktikum pada Selasa, 17 September 2013 dilakukan di lahan Cikatas Institut Pertanian Bogor dimulai dari jam 09.30-selesai, praktiukm ini dilakukan secara berkelompok.
    Main Nursery
Pertama pembagian10  polybag berukuran 45x50  pada masing-masing kelompok, dilanjutkan pengisian tanah yang telah digemburkan  ke dalam polybag, setelah semua selesai terisi dengan tanah, kemudian polybag tersebut diangkut ke lahan yang sudah dibersihkan sebelumnya. Setelah polybag terangkut semua, polybag tersebut disusunan berdasarkan kelompok, pola tanam dan jarak tanam.
    Pre Nursery
Setiap kelompok diberikan 10 benih kelapa sawit yang secara acak, setelah itu tanah digemburkan agar perakaran dapat tumbuh dengan baik, kemudian para praktikan menyeleksi bibit yang abnormal untuk dipisahkan atau pun yang miring untuk diluruskan kembali. Setelah diafkir, benih kelapa sawit disusun lagi dengan baik perkelompok dan dipupuk dengan penyiraman.





HASIL DAN PEMBAHASAN
    Pre Nursery
Benih kelapa sawit : 10 benih
Penyeleksian : tidak adanya gejala abnormal pada benih kelapa sawit sehingga dapat diteruskan pembenihannya. Bibit yang diseleksi pada saat pre nursery:
a.    Bibit berputar / melintir ( twisted leaf ).
b.    Daun sempit seperti rumput ( grass leaf ).
c.    Daun bergulung ( roller leaf ).
d.    Daun berkerut ( crinkle leaf ).
e.    Daun tidak membuka ( colante ).
f.    Bibit terkena penyakit.   
g.    Daun dengan strip kuning ( Chimaera ).
h.    Tanaman kerdil ( Runt ).

    Main Nursery
Untuk 24 kelompok membuat tempat pembibitan seluas 200 meter, dan polybag disusun dengan jarak 0,9 m x 0,9 m x 0,9 m.

Hal yang penting dalam menentukan dalam pre nursery adalah pada saat proses pekecambahan, apabila kecambah yang nantinya akan digunakan untuk untuk pre nursery mengalami hambatan dan kegagalan, maka hal tersebut akan berpengaruh besar terhadap pre nursery dan main nursery, selain itu juga berpengaruh kepada kualitas dari bibit kelapa sawit. Kecambah yang ditanami adalah kecambah yang telah dapat dibedakan antara bakal daun dan bakal akar. Bakal daun (plumula) ditandai dengan bentuk yang agak menjamin dan berwarna kuning muda, sedangkan bakal akar (radikula) berbentuk agak tumpul dan berwarna lebih kuning dari bakal daun. Pada waktu penanaman harus diperhatikan posisi dan arah kecambah, plumula menghadap keatas dan radikula menghadap kebawah. Kecambah yang belum jelas bakal akar dan daunnya dikembalikan kedalam kantong plastik dan disimpan dalam kondisi lembab selama beberapa hari untuk bisa ditanam. Kesalahan-kesalahan dalam penanaman akan dapat menimbulkan kelainan pada bibit.
Seleksi bibit adalah kegiatan mengidentifikasi dan kemudian mengeliminasi ( memusnahkan ) semua bibit yang abnormal dan mempertahankan bibit yang benar-benar sehat dan bermutu baik. Oleh karena itu seleksi harus dilakukan dengan ketat, cermat dan hati-hati sehingga bibit yang dikirim untuk di tanam adalah bibit yang terbaik, serta harus dilaksanakan oleh petugas yang terlatih dan berpengalaman. Pada akhir tahap Pre Nuresery, kecambah yang normal sudah memiliki 3 sampai 4 helai daun leanceolatus, ( daun yang belum membuka ). Pada saat terbuka sempurna, daun menjadi lebih panjang kira-kira 20 – 25 cm dan lingkar batang mencapai 4 cm.
Pada umumnya perkebunan kelapa sawit menerapkan jarak tanam sama segala penjuru (equidistant plant spacing) yang umum dikenal dengan jarak tanam segitiga sama sisi (sistem mata lima). Sistem ini memberikan pemanfaatan yang lebih besar terhadap tanah untuk pengambilan unsur hara dan menyediakan ruang dan cahaya matahari bagi perkembangan pelepah daun. Sudah dibuktikan di Afrika bahwa penanaman sistem segitiga sama sisi menghasilkan lebih banyak dari pada penanaman dengan sistem kubus. Menggunakan sistem sama sisi membuat jarak antar barisan lebih pendek dari pada jarak antar tanaman. Jarak antar barisan dapat dihitung dengan rumus jarak antar tanaman x 0,866. Jarak tanam akan tergantung kepada kerapatan tanam yang diinginkan.

KESIMPULAN
Pembibitan kelapa sawit memerlukan kecermatan dan ketelitian dalam pekerjaan. Keberhasilan pembibitan tidak ditentukan oleh banyaknya jumlah bibit yang dapat ditanam di lapangan, tetapi dari kualitas yang dihasilkan. Pembibitan merupakan awal kegiatan lapangan yang harus dimulai setahun sebelum penanaman di lapangan dan merupakan faktor utama yang paling menentukan produksi per hektar tanaman. Pengelolaan bibit yang dapat menciptakan kualitas bibit yang baik akan menghasilkan pertumbuhan tanaman dan buah yang baik pula.













DAFTAR PUSTAKA
http://iniarun.wordpress.com/
http://bdpisok.blogspot.com/2008/04/contoh-laporan-lab-atp1-pengaruh-media.html
http://dodikfaperta.blogspot.com/2012/03/pembibitan-kelapa-sawit-pre-nursery.html





Pengendalian Gulma

LAPORAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN UTAMA
PENGENDALIAN GULMA SECARA MANUAL

Disusun Oleh :
           Kelompok B1-1
 Nama                NIM
 Renta R Lumbantoruan    J3T112005
 Gayus T Hutasoit         J3T112006
 Arifin Tamba          J3T112033
 Rizky Kurniawan        J3T112073
 M. Taufiq Kamil        J3T112100




TEKNOLOGI DAN MANAGEMEN PRODUKSI PERKEBUNAN
DIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Tanaman perkebunan merupakan tanaman yang berumur panjang. Untuk itu memerlukan tahapan pembibitan yang perlu di kelola sebaik mungkin. Karena, kesalahan pengelolaan bibit di pembibitan akan berdampak sampai tanaman tua. Akibatnya, produksi tidak mencapai hasil optimal. Dalam tahap awal ini masalah yang paling mengganggu adalah gulma. Gulma yang ada di tahap awal ini terdiri dari beragam jenis, dan ukuran.
Masalah gulma di perkebunan karet dianggap serius karena bisa mengakibatkan terjadinya persaingan dalam penyerapan unsure hara, air, cahaya, dan ruang tempat tumbuh. Disamping itu, juga ada beberapa jenis gulma yang bisa mengeluarkan zat penghambat pertumbuhan sehingga pertumbuhan tanaman terhambat dan menjelang waktu penyadapan produksinya rendah. Gulma juga dapat menjadi tanaman inang dari hama dan penyakit tanaman. Oleh karena itu gulma harus diberantas. Pengendalian gulma harus dilakukan sejak tanaman masih di pembibitan. Hal ini dilakukan untuk menjaga pertumbuhan tanaman agar tetap baik. Pengendalian gulma dilakukan dengan cangkul, kored, dengan tangan, atau bahan kimia. tanaman yang belum menghasilkan maupun tanaman yang sudah menghasilkan. Areal pembibitan harus diusahakan selalu bersih dari gulma. Oleh karena itu, pengendalian gulma harus diulang secara teratur sehingga tidak ada kesempatan hidup bagi gulma.
3.2    Tujuan
Pembersihan gulma bertujuan untuk menciptakan kondisi lahan yang kuat serta memaksimalkan penyerapan nutrisi yang berada di dalam tanah oleh tanaman budidaya,selain itu pembersihan gulma juga mencegah  berkembangnya penyakit atau virus yang mungkin berkembang pada tanaman gulma
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gulma merupakan tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan pada lahan pertanian karena menurunkan hasil yang bisa dicapai  yang tumbuh bukan pada tempatnya, atau disebut juga tanaman atau tumbuhan yang manfaatnya lebih sedikit dibandingkan dengan kerugian yang diakibatkan pada lahan yang sedang diusahakan.
Batasan gulma bersifat teknis dan plastis. Teknis, karena berkait dengan proses produksi suatu tanaman pertanian. Keberadaan gulma menurunkan hasil karena mengganggu pertumbuhan tanaman produksi melalui kompetisi. Plastis, karena batasan ini tidak mengikat suatu spesies tumbuhan. Pada tingkat tertentu, tanaman berguna dapat menjadi gulma. Sebaliknya, tumbuhan yang biasanya dianggap gulma dapat pula dianggap tidak mengganggu. Contoh, kedelai yang tumbuh di sela-sela pertanaman monokultur jagung dapat dianggap sebagai gulma, namun pada sistem tumpang sari keduanya merupakan tanaman utama. Meskipun demikian, beberapa jenis tumbuhan dikenal sebagai gulma utama, seperti teki dan alang-alang.
Gulma adalah sebagai tumbuhan yang tumbuh pada areal yang tidak dikehendaki tumbuh pada areal pertanaman. Gulma secara langsung maupun tidak langsung merugikan tanaman budidaya. Pengenalan suatu jenis gulma dapat dilakukan dengan melihat keadaan morfologinya, habitatnya, dan bentuk pertumbuhanya.
Gulma antara lain berasal dari spesies liar yang telah lama menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan atau spesies baru yang telah berkembang sejak timbulnya pertanian. Gulma dapat menyebabkan kerugian pada berbagai bidang kehidupan. Pada bidang pertanian, gulma dapat menurunkan kuantitas hasil tanaman. Penurunan kuantitas hasil tersebut disebabkan oleh adanya kompetisi gulma dengan tanaman dalam memperebutkan air tanah, cahaya matahari,  nsure hara, ruang tumbuh dan udara yang menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat. Kandungan alelopati pada gulma juga dapat menekan pertumbuhan tanaman utama.
Berdasarkan keadaan morfologinya, dikenal gulma rerumputan (grasses), teki-tekian (sedges), dan berdaun lebar (board leaf). Golongan gulma rurumputan kebanyakan berasal dari  nsure gramineae (poaceae). Ukuran gulma golongan rerumputan bervariasi, ada yang tegak, menjalar, hidup semusim, atau tahunan. Batangnya disebut culms, terbagi menjadi ruas dengan buku-buku yang terdapat antara ruas. Batang tumbuh bergantian pada dua buku pada setiap antara ruas daun terdiri dari dua bagian yaitu pelepah daun dan helaian daun., contoh gulama rerumputan Panicium repens, Eleusine indica, Axonopus compressus dan masih banyak lagi. Golongan teki-tekian kebanykan berasal dari  nsure Cyperaceae. Golongan ini dari penampakanya  nsure mirip dengan golongan rerumputan, bedanya terletak pada bentuk batangnya. Batang dari golongan teki-tekian berbentuk segitiga. Selain itu golongan teki-tekian tidak memiliki umbi atau akar ramping di dalam tanah. Contoh golongan teki-tekian: Cyprus rotundus, Cyprus compresus. Golongan gulma berdaun lebar antara lain: Mikania spp, Ageratum conyzoides, Euparotum odorotum.
Berdasarkan habitat tumbuhanya, dikenal gulma darat, dan gulma air. Gulma darat merupakan gulma yang hidu didarat, dapat merupakan gulma yang hidup setahun, dua tahun, atau tahunan (tidak terbatas). Penyebaranya dapat melalui biji atau dengan cara  nsure ive. Contoh gulma darat diantaranya Agerathum conyzoides, Digitaria spp, Imperata cylindrical, Amaranthus spinosus. Gulma air merupakan gulama yang hidupnya berada di air. Jenis gulma air dibedakan menjadi tiga, yaitu gulma air yang hidupnya terapung dipermukaan air (Eichhorina crassipes, Silvinia) spp, gulma air yang tenggelam di dalam air (Ceratophylium demersum), dan gulma air yang timbul ke permukaan tumbuh dari dasar (Nymphae sp, Sagitaria spp).



BAB III
BAHAN DAN METODE PELAKSANAAN

       3.1 Alat dan Bahan
1.    Arit
2.    Cangkul
3.    Kored
4.    sabit
3.2 Metode Pelaksanaan
    Pratikum ini di laksanakan di lahan cikatas Institut Pertanian Bogor pada pukul  09.00-sampai dengan selesai.Praktikum dilakukan secara berkelompok dan dibimbing oleh dosen pengajar/pembimbing. Pertama , para mahasiswa dibagi dalam 24 kelompok (6 kelompok A1, 6 kelompok A2, 6 Kelompok B1, dan 6 Kelompok B2). Setiap kelompok beranggotakan 5-6 orang.Proses pembersihan dimulai dengan pembagian alat serta penentuan lahan yang akan dibersihkan maka setiap kelompok mulai bekerja dimulai dari membersihkan gulma yang berada disekitar polybag sampai yang ada didalam polybag, setelah semua gulma yang berada di sekitar dan didalam polybag hilang maka pembersihan dilanjutkan pada gulma yang berada di sekitar lahan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1    Pembahasan
Pada pratikum ini kami melakukan pembersihan gulma dari lahan budidaya tanaman karet. Gulma-gulma yang banyak kami temukan adalah gulma Bandotan (Ageratum conyzoides, L), Brachiaria mutica (Forssk.) Stapf,, Hymenachne amplexicaulis, dan Mikania micrantha.  Selain itu juga tanaman karet yang tumbuh liar juga digolongkan sebagai gulma. Untuk itu perlu dilakukan penebangan. Tanaman karet liar ini banyak tumbuh dijalan perawatan bibit.
    Lahan pembibitan yang menjadi lahan pratikum merupakan lahan bekas pembibitan tahun lalu yang berukuran kurang lebih 5 m x 8 m. Lahan ini dibagi-bagi menjadi beberapa blok. Kelompok kami, kelompok 5 dan 6 mendapatkan lahan karet yang di bagi menjadi 4 blok. Di blok yang pertama, yaitu blok dekat ke jalan merupakan blok bibit karet yang siap untuk bibit entres. Sedangkan blok yang lainnya merupakan blok bibit karet yang di tanam di dalam polibag. Diblok ini gulma tumbuh subur.  Selain dikarenakan perawatan yang kurang, juga karena lahan ini tidak pernah dimanfaatkan lagi semenjak beberapa bulan yang lalu.
    Pengendalian gulma merupakan salah satu tindakan pemeliharaan dalam berbudidaya tanaman perkebunan. Baik itu dilakukan secara manual maupun dengan menggunakan bahan kimia. Masing-masing cara memiliki kekurangan dan kelebihan. Pengendalian gulma sangat penting dilakukan untuk menekan persaingan dengan tanaman utama dalam memperoleh air, mineral, dan  nsure hara.   Berbeda dengan hama dan penyakit tanaman, pengaruh yang yang diakibatkan oleh gulma tidak terlihat secara langung dan berjalan lambat. Namun, secara akumulatif kerugian yang ditimbulkan sangat besar. Untuk memenuhi kebutuhan unsure hara, air, sinar matahari, udara, dan ruang tumbuh, gulma mampu berkompetisi kuat dengan tanaman perkebunan.
Menurut Emanuel Barus, Beberapa factor yang menyebabkan timbulnya kerugian akibat persaingan antara tanaman perkebunan dan gulma antara lain sebagai berikut :
1.    Pertumbuhan tanaman terhambat sehingga waktu mulai berproduki lebih lama ( fase immature tanaman lebih panjang).
2.    Penurunan kuantitas dan kualitas hasil produksi tanaman.
3.    Produktivitas kerja terganggu.
4.    Gulma dapat menjadi sarang hama dan penyakit.
5.    Biaya pengendalian gulma sangat mahal.

Selain berkompetisi untuk meperebutkan kebutuhannya, beberapa jenis gulma, antara lain lalanh dan mikania, dapat mengeluarkan zat yang bersifat racun, yaitu zat allelophaty. Zat beracun tersebut keluar dari perakaran gulma dan dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Jika gulma suatu areal perkebunan didominasi oleh kedua jenis gulma tersebut, tanaman akan terlihat menguning dan terhambat pertumbuhannya.
Perkembangbiakan gulma sangat mudah dan cepat, baik secara generative maupun secara vegetative. Secara  generative, biji-bii gulma yang halus, ringan, dan berjumlah sangat banyak dapat disebarkan oleh angin, air, hewan maupun manusia. Perkembangbiakan secara vegetative terjadi karena bagian batang yang berada di dalam tanah akan membentuk tunas yang nantinya akan membentuk tumbuhan baru.
Pengaruh gulma terlihat sangat nyata pada tanaman masih muda. Pada periode kritis ini, upaya pengendalian gulma harus dilakukan lebih intensif dengan memperhatikan factor ambang ekonomis. Pengendalian gulma terutama bertujuan untuk menekan pertumbuhan gulma sampai batas toleransi merugikan secara ekonomis. Jadi, usaha pengendalian gulma bukan merupakan upaya pemusnahan secara total.
Pengendalian dilakukan secara selektif, mula-mula terhadap jenis-jenis gulma yang paling berbahay bagi tanaman selanjutnya terhadap jenis gulma lain menurut skala prioritas. Sebelum dilaksanakan pengendalian gulma, sebaiknya dilakukan identifikasi jenis dan masalah gulma terlebih dahulu karena tidak semua jenis gulma berbahaya bagi tanaman.
Pekerjaan pengendalian gulma memerlukan jumlah tenaga kerja dan biaya yang sangat besar. Oleh karena itu, pekerjaan ini harus dilakukan secara rasional dengan memanfaatkan teknologi secara efektif dan efisien


























BAB V
KESIMPULAN

Kesimpulan dari praktikum ini adalah, pengendalian gulma merupakan salah satu pemeliharaan tanaman perkebunan yang sangat penting. Dengan dilakukannya pengendalian gulma secara rutin maka dapat menekan persaingan dalam memperoleh air, mineral, dan unsur hara dengan tanaman utama.

BAB VI
DAFTAR PUSTAKA


Tim penulis PS. 2008. Panduan lengkap karet. Jakarta (ID). Penebar swadaya
IPB repository. 2013 .http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/53939/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf?sequence=4 (9 September 2013)
Barus Emanuel. 2003. PENGENDALIAN GULMA DI PERKEBUNAN, Efektivitas dan Efisiensi Aplikasi Herbisida. Yogyakarta (ID). Kanisius