Rabu, 19 Februari 2014

Pembibitan Tanaman Karet

LAPORAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN UTAMA
PENYULAMAN BIBIT BATANG BAWAH KARET
Disusun Oleh :
Kelompok B1-1

 Nama                NIM
 Renta R Lumbantoruan    J3T112005
 Gayus T Hutasoit         J3T112006
 Arifin Tamba          J3T112033
 Rizky Kurniawan        J3T112073
 M. Taufiq Kamil        J3T112100

TEKNOLOGI DAN MANAGEMEN PRODUKSI PERKEBUNAN
DIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013

Tinjauan Pustaka
1. Pembibitan Tanaman Karet
Karet adalah tanaman yang berasal dari negara Brazil dalam bahasa latin karet memiliki nama Havea Brasisilesnsis tetapi karet pada saat ini malahan dikuasai oleh Negara di asia tenggara yaitu Indonesia dan Malasia.
 Adapun cara penanaman tehns budidaya karet ini adalah sebagai berikut :
1. Pembibitan
 a. Persemaian Perkecambahan
 -  Benih disemai di bedengan dengan lebar 1-1,2 m, panjang sesuai tempat.
 -  Di atas bedengan dihamparkan pasir halus setebal 5-7 cm.
 -  Bedengan dinaungi jerami/daun-daun setinggi 1 m di sisi timur dan 80 cm di sisi Barat.
 -  Benih direndam  selama 3-6 jam.
 -  Kemudian Benih di semaikan di bedengan.
 -  Jarak tanam benih 1-2 cm.
 -  Siram benih secara teratur, dan benih yang normal akan berkecambah pada 10-14 hari setelah tanam
    dan selanjutnya  dipindahkan ke tempat persemaian bibit.


 b. Persemaian Bibit
 -  Tanah dicangkul sedalam 60-75 cm, lalu dihaluskan dan diratakan.
 -  Buat bedengan setinggi 20 cm dan parit antar bedengan sedalam 50 cm.
 -  Benih yang berkecambah ditanam dengan jarak 40x40x60 cm untuk okulasi coklat, dan 20x20x60
     untuk okulasi hijau.
 -  Penyiraman dilakukan secara teratur
 -  Pemupukan  PUPUK MAKRO : (diberikan 3 bulan sekali) GT 1 : 8 gr urea, 4 gr TSP, 2 gr KCl
     perpohon LCB 1320: 2,5 gr urea, 3 gr TSP, 2 gr KCl perpohon. POC NASA : 2-3 cc/lt air perbibit
     disiramkan 1-2 minggu sekali
 2. Pembuatan Kebun Entres
 -  Cara penanaman dan pemeliharaan seperti menanam bibit okulasi.
 -  Bibit yang digunakan dapat berbentuk bibit stump atau bibit polybag.
 -  Jarak tanam 1,0 m x 1,0 m.
 -  Pemupukan : a.  PUPUK MAKRO : (diberikan 3 bulan sekali)
       b. Tahun I : 10 gr urea, 10 gr TSP, 10 gr KCl /pohon
       c. Tahun II : 15 gr urea, 15 gr TSP, 15 gr KCl /pohon
Latar Belakang
    Benih karet dapat dibedakan atas 3 jenis yaitu illegiti, propelegitim dan legitim.Benih illegitim adalah benih yang diperoleh dari penyerbukan secara alami yang tidak diketahui kedua induknya (benih satuan).Benih propelegitim juga merupakan benih hasik penyerbukan alami,tetapi hanya induk betina saja yang diketahui sedangkan benih legitim adalah benih dari hasil persilangan yang kedua induknya diketahui dengan pasti.
`    Pada penanaman karet,benih yang telah dikecambahkan akan dipindahkan ke pembibitan untuk dijadikan sebagai batang bawah,pada praktikum ini tidak dilakukan persemaian langsung tetapi memungut bibit karet hasil persilangan alami yang berkecambah di sekitar tanaman karet.Benih yang telah berkecambah tersebut dinamakan “kongkok”

Tujuan
Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat:
    1.Melaksanakan pekerjaan pembibitan batang bawah karet.
    2.Menghitung kebutuhan lahan untuk pembibitan.
    3.menentukan kebutuhan waktu dan HOK untuk pembibitan batang bawah




Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah:
    Bibit karet yang sehat serta perakaran yang lurus
    Cangkul
    Kored
    Rafia
    Meteran
    Ajir
Metode pelaksanaan:
    Setiap kelompok mendapatkan 24 bibit kongkoak
    Buatlah bedengan untuk pembibitan karet,lakukan penggemburan tanah dan bersihkan dari gulma
    Lakukan pengajiran dengan jarak tanam 60 cm x 40cm x 40cm atau jarak pagarganda. Perhatikan : 60 cm adalah jarak tanam antar kelompok,Setiap kelompok menanam dalam 2 barisan berjarak 40 cm antar barisan dan 40 cm antar barisan
    Bibit karet ditanam pada barisan yang telah disiapkan.Sebelum penanaman potong sebagian bibit tersebut,perakaran dapat di potong supaya rata dan memudahkan dalam penanaman





PEMBAHASAN DAN HASIL
    Pembahasan
Kegiatan praktikum yang dilakukan adalah menyulam bibit karet yang ditanam oleh S1 untuk batang bagian bawah. Beberapa kegiatan yang dilakukan yaitu melakukan penyulaman atas tanaman karet yang mati, pengendalian gulma, penyiraman dan perbaikan bedengan. Dalam penyulaman tanaman karet yang mati, bibit karet yang  baru, diambil dari biji yang jatuh ke tanah dan hidup. Pemilihan bibit bawah karet yang baik dengan panjang 30cm – 40 cm, dan akar yang tumbuh lurus kebawah, tidak bengkok. Karena praktikum ini adalah penyulaman bibit karet, maka lahan yang ditumbuhi oleh gulma disiangi menggunakan cangkul, dan lahan diperbaiki seperti semula agar air bisa terdrainase dengan baik dan mengurangi gangguan hama. Penyiraman dilakukan agar tanah dan akar melekat menjadi satu supaya tanaman tidak roboh apabila terkena angin.
Biji untuk batang bawah berasal dari kebun monoklonal yang memiliki luasan minimal 10 ha dan dari klon anjuran. Hal ini dikarenakan penyerbukan bunga dilakukan oleh serangga sehingga induk betina dapat diketahui dengan pasti sedangkan induk jantan tidak diketahui pasti. Maka luasan sumber benih ditentukan dan dari kebun monoklonal, dengan harapan penyerbukan bunga yang dibantu oleh serangga berasal dari serbuk sari yang sama dengan induk betina.
Berdasarkan lokakarya pemuliaan tanaman pada tahun 2009 menghasilkan rekomendasi klon untuk batang bawah yaitu; AVROS 2037, GT1, PB 260, RRIC 100, PB 330, BPM 24. Pengadaan benih adalah tahap awal proses pertanaman dan sangat menentukan kebehasilan program penanaman. Biji yang baik memiliki ciri-ciri visual antara lain, Mengkilap , permukaan licin, bentuk normal, tidak cacat, dan bebas penyakit serta memiliki daya lenting (pantul) yangt tinggi jika dijatuhkan kelantai. Uji kesegaran dengan membelah biji (endosperm); Daging buah (endosperm) berwanrna putih dan segar, serta kotiledon masih rapat, Daging buah putih, agak kekuningan, kotiledon terbuka sedikit 1 mm. Penanaman bibit sebaiknya dilakukan pada pagi dan sore hari untuk menghindari stres di lapangan.
Untuk mencegah timbulnya serangan jamur akar putih (JAP) pada umur 2-6 bulan dapat dilakukan aplikasi biofungisida Triko SP plus dengan dosis 600 kg/ha, di tabur disekitar barisan tanaman. Kemudian ditutup dengan tanah . sedangkan hama yang biasa menyerang bibit karet yaitu jangkrik, tungau dan rayap untuk menanggulanginya dapat dilakukan dengan insektisida seperti sevin 85S.



 

    Hasil
Hasil yang diperoleh pada praktikum penyulaman bibit batang bawah karet : Hasil kerja yang dilakukan oleh kelompok B1-1 untuk penyulaman 9 bibit batang bawah karet, pengendalian gulma dan pembuatan bedengan  adalah 43 menit atau 0,71 jam. Perhitungan HOK : (catatan 1 HOK = 1 orang dengan 7 jam kerja) = 0.71 jam x 5 orang x (1 HOK / 7 jam) = 0.5 HOK.
Populasi per Ha karet :  jumlah populasi∶  (luas areal (Ha))/(jarak tanam)
Jumlah populasi Pagar Berganda  = (10000 m2) / 1/2x30(40+60)
                       = 10.000 m2/ 0,65 m2   
                       = 15.384,6 Tanaman/ (Ha)

Populasi tanaman/ ha    = 10000 m2/ 3,3 x 6 m2
                = 505 tanaman/ Ha

KESIMPULAN
Praktikum penyulaman batang bawah karet dimulai dengan pencarian tanaman karet yang masih kecil, pembersihan gulma, perbaikan bedengan dan penyiraman batang bawah hingga membutuhkan waktu 0,71 jam dengan 5 pekerja, sehingga HOK yang didapat adalah 0,5.






DAFTAR PUSTAKA
http://www.bibitkaretbersertifikat.web.id/Literatur+Karet
http://ditjenbun.deptan.go.id/bbpptpmedan/berita-208-standar-mutu-bahan-tanam-karet-hevea-brasiliensis-untuk--batang-atas--dan-batang-bawah.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar